Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/01/2014, 21:55 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

Catatan Kaki Jodhi Yudono

Pada perjalanan antara Palembang-Prabumulih di bulan Oktober 2013, lelaki di sebelah saya bercerita sambil mengemudi. Semangat sekali cara dia bercerita. Semula saya hanya mengangguk dan sesekali tersenyum. Maklumlah, yang dia ceritakan pun soal yang remeh temeh mengenai keluarganya. Tapi lama kelamaan, saya seperti tersihir untuk takzim menyimak cerita lelaki bernama Dahril Amin ini.

Hanya ada satu alasan kenapakah saya sepagi itu harus pergi bersama Dahril dari Palembang ke Prabumulih. Adalah seorang rekan saya bernama Endi Aras yang mengabarkan, bahwa ada seorang anak kelas satu SMP di Prabumulih yang prestasinya luar biasa. Maka, saya pun terbang ke Palembang untuk selanjutnya menuju Prabumulih, semata hanya untuk menemui anak berbakat itu. Dan anak berbakat itu adalah puteri Dahril yang menjemput saya di Palembang, untuk selanjutnya membawa saya ke rumahnya nun di Prabumulih sana.

"Boleh saya mendongeng, Pak?" tanya Dahril kepada saya.
Tentu saja saya mempersilakan. Selain saya menumpang, saya juga kian tertarik dengan cara Dahril bercerita.

"Silakan Pak, dimulai saja mendongengnya, saya akan menyimaknya," ujar saya.

Lalu Dahril pun mulai bercerita, "Di sebuah Kota kecil, Tanjung Enim, lahirlah seorang Putri yang bernama Eny Kurniati. Kemudian... Sang Putri melanjutkan pendidikannya ke Kota jambi. Di Kota Jambi inilah sang Puteri bertemu dengan Pangeran yang gagah dan tampan. Kemudian mereka menikah. Dari pernikahan ini lahirlah bidadari-bidadari. Yang pertama bernama Tiara Tarasati. Yang kedua bernama Zenitha Zakiah. Yang ketiga bernama Nayla Salsabila, mereka beralamat di Jalan Cindai No.1 Kelurahan Gunung Ibul Prabumulih–Sumatera Selatan."

Dan di ujung ceritanya, Dahril pun mengatakan, bahwa keluarga itu diberkahi oleh Allah berupa kebahagiaan. Anak-anak beroleh kasih sayang dan pendidikan yang baik.

Itulah dongeng yang selalu diceritakan oleh Dahril Amin, Kepala Sekolah SMA N IV Prabumulih untuk mengantar anak-anaknya pergi tidur. Sebuah dongeng yang dia karang sendiri, semata untuk membesarkan hati anak-anaknya agar selalu mencintai keluarga dengan mengharumkan nama keluarga tersebut melalui prestasi.

Maka dongeng itu pun seperti nubuat bagi keluarga Dahril. Dia dan isterinya pun mulai menuai harapan-harapannya yang dia tuangkan melalui dongeng. Ya, Dahril dan isterinya, Eny Kurniati beroleh anak-anak yang cantik dan pintar. Salah satu di antara ketiga anaknya yang namanya kini mulai melambung di tingkat nasional adalah si sulung Tiara Tarasati.

Tiara ya Tiara, si rambut pirang yang selalu diejek dengan panggilan "bule". Dia lah pemilik puluhan piala penghargaan di berbagai bidang, seperti menari, menyanyi, hingga modeling. Simaklah penghargaan yang pernah disabet oleh kelahiran Baturaja 9 September 2001 ini:

1. Juara 2 Lomba menyanyi tingkat TK Se Sumsel tahun 2006
2. Juara 1 Lomba menyanyi tingkat TK Se kota Prabumulih tahun 2006
3. Juara 1 Lomba Menari tarian daerah se kota prabumulih tahun 2006
4. Juara 2 Lomba menari tarian kreasi tahun 2007
5. Juara 1 Lomba Busana Muslimah tahun 2006
6. Juara 1 Lomba Busana Muslimah tahun 2007
7. Juara 1 Lomba membaca doa sehari-hari
8. Juara 1 Lomba membaca ayat-ayat pendek
9. Juara Model terbaik bintang iklan Sakabento tahun 2006
10. Peringkat I semester 1 tahun 2007
11. Peringkat I semester 2 tahun 2008
12. Ketua kelas I tahun 2007-2008
13. Harapan 2 Lomba Menyanyi pop tingkat kota Prabumulih tahun 2008
14. Peserta semi finalis sumeks Kids tahun 2008
15. Juara 1 lomba menyanyi tahun 2008
16. Juara 2 lomba menyanyi dalam rangka Hari Anak Nasional Tk Kota Prabumulih tahun 2008.

***

Setelah menempuh perjalanan sekira lima jam, maka sampailah saya di rumah Dahril. Rumahnya lumayan besar untuk ukuran rumah yang berlokasi di Jalan Cindai No.1 Kelurahan Gunung Ibul Prabumulih–Sumatera Selatan. Halamannya juga cukup luas, dengan kolam ikan di sebelah kanan halaman rumahnya.

Isteri dan dua anak Dahril menyambut saya dengan hangat. Setelah menikmati segelas kopi, saya pun mulai bertanya-tanya kepada Tiara perihal kegiatannya. Matanya yang besar, nampak berbinar-binar saat bercerita tentang kegiatannya. Penasaran oleh puluhan penghargaan yang diterimanya dalam bidang seni, saya pun memintanya untuk bermain gitar seraya bernyanyi. Sebuah lagu pop yang sedang populer dibawakannya dengan manis. Suaranya sungguh memiliki pesona dan bukan hasil jiplakan dari penyanyi yang sedang ngetop. Usai bernyanyi dan bergitar, saya pun memintanya untuk menari.

Maka di ruang tamu rumah keluarga Dahril itulah, Tiara menarikan salah satu tarian yang disukainya. Judul tarian itu "Tari gadis ringkih". Ia memulai dengan gerakan lembut, dengan bakul di salah satu tangannya. Maka mulilah Tiara menari. Gerakan tangannya, juga jari jemarinha, lembut. Begitu juga saat beranjak berdirj, dia nikmato betul kehalusan gerakan tari Gadis Ringkih yang dia bawakan siang itu di ruang tamu rumah kedua orang tuang di Prabumulih, sekitar tiga jam perjalanan dari Palembang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com