Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Kali Merampok, Remaja Ini Jalani UN di Polsek

Kompas.com - 14/04/2014, 13:18 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pelajar sebuah sekolah menengah swasta terlihat tekun mengerjakan soal-soal Ujian Nasional, Senin (14/4/2014). Namun, Ydk (18), pelajar itu, mengerjakannya di sel tahanan Polsek Cipayung, Jakarta Timur.

Ydk ditangkap tanggal 6 April 2014 lalu. Orang tua Ydk, mengajukan permohonan kepada polisi agak putra mereka bisa mengikuti ujian. Polisi menyarankan orangtua untuk berkomunikasi dengan pihak sekolah.

Setelah mendapat persetujuan pihak sekolah, Ydk akhirnya dapat mengikuti ruang rapat di lantai 2 Polsek Cipayung.

Ydk mengaku, telah mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian penentu kelulusannya tersebut. "Sudah belajar, semua tadi saya isi," kata Ydk, saat ditemui, di Polsek Cipayung, Senin (14/4/2014).

Dia mengikuti ujian Bahasa Indonesia dan Geografi mulai pagi sekitar pukul 07.30 WIB. Dua pengawas, salah satunya seorang guru sekolah Ydk, menjadi pengawasnya.

Meski sudah mempersiapkan diri, Ydk menemui kesulitan dalam mengerjakan ujian. "Ada 15 soal yang sulit dari 40 soal," ujar Ydk, selesai mengerjakan UN mata pelajaran Geografi.

Sebenarnya Ydk tidak mengalami kesulitan belajar. Ketika masih kelas IV, dia menjadi siswa dengan nilai terbaik di kelas. "Kelas 4 SD saya peringkat satu," ujarnya.

Namun kini dia menghadapi kenyataan berbeda. Dia terancam mendekam di penjara selama tujuh tahun akibat kejahatan yang dilakukannya. Meskipun demikian, dia tetap ingin melanjutkan sekolah. "Cita-cita buka usaha, saya mau lanjutin sekolah," ujar tertunduk.

Menurut keterangan polisi, Ydk dan kawan-kawannya merampok sepasang kekasih yang mengendarai sepeda motor di Buperta, kawasan Cibubur, Jakarta Timur, pada 27 Maret 2014. Mereka membawa kapak kemudian mengancam korban dan merampas dua ponsel dan uang Rp 200.000.

"Kemudian yang selanjutnya, dia kabur bersama teman-temannya," kata Kepala Kepolisian Sektor Cipayung, Komisaris Ua Triyono, saat berbincang dengan Kompas.com, Senin.

Keberadan Ydk dan teman-temannya sempat tidak tercium. Sebuah kerusuhan warga di Jalan Basuki, Cilangkap, pada 6 April 2014, mengakhiri pelarian Ydk dan dua kawannya, RR (15) dan SR (17). Tiga dari empat pelaku tertangkap.

Ua melanjutkan, secara kebetulan ketiganya memang berada di kerusuhan tersebut. "Mereka ikut berlari dalam kerusuhan tersebut, dan menyembunyikan motor di dalam kebun yang ada di sekitar situ," ujar Ua.

Warga sekitar yang curiga tingkah laku Ydk, menghubungi polisi yang tengah menangani kerusuhan antarwarga itu.  Setelah diinterogasi, ketiganya mengaku kalau motor tersebut adalah hasil rampasan tanggal 22 Maret.

"Mereka mengakui dua kali melakukan, yang tanggal 22 Maret itu yang sepeda motor, tapi belum ada laporannya. Kalau yang tanggal 27 Maret yang hape (ponsel) itu sudah ada laporan," ujar Ua.

Ua menyatakan, Ydk diduga sebagai otak aksi tersebut. Sebab, dari teman-temannya, Ydk yang paling dewasa. Ia adalah satu-satunya tahanan di sana yang mengikuti UN. "Dia belajar, kita fasilitasi dan mendapat buku yang diantarin sama orangtuanya," ujar Ua.

Menurutnya, dengan perbuatan tersebut, Ydk terancam jerat pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan, dengan ancaman 7 tahun penjara. Dua temannya, RR dan SR yang masih di bawah umur dan sudah putus sekolah, dipindahkan ke Polres Jakarta Timur. Satu rekan komplotan ini masih menjadi buronan petugas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com