Pementasan jemblung opera - wayang orang dengan iringan musik mulut - memungkasi muhibah seni budaya Universitas Negeri Yogyakarta di University of Auckland, Auckland, Selandia Baru. Kunjungan kerja sama pendidikan dan budaya UNY-UoA ini ditandai dengan pelatihan (workshop) menari tradisional Jawa seperti Nawung Sekar dan membatik pada Selasa (12/8) dan Kamis (14/8) pagi.
Selain itu, diskusi terkait pendidikan Indonesia dan kerja sama pendidikan diselenggarakan sehari sebelumnya. Diskusi menghadirkan Prof Suwarsih Madya Wakil Rektor UNY, Prof Hermawan Kresno Dipojono dari Kementerian Pendidikan Nasional, dan Prof Saville Kushner dari UoA.
Pementasan Kamis (14/8) petang di Kenneth Myers Centre tersebut juga menampilkan tari Panyembrama dari Bali dan Cepet Cipit dari Banyumas. Tim UNY dan penonton juga berkolaborasi memainkan angklung. Lagu Bengawan Solo, Suwe Ora Jamu, Burung Tantina, dan satu lagu berbahasa Maori dimainkan ensembel angklung yang dibentuk spontan.
Associate Dean International Programme for the Faculty of Education UoA John Hope mengapresiasi pementasan seni ini. Dia juga menyukai jemblung opera karena penonton dan penari dirasa tak berjarak. Kisah Rama Sinta pun mudah dipahami.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.