Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud Patenkan Karya Ilmiah Pemenang PIMNAS

Kompas.com - 21/08/2014, 14:07 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan menggelar ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-27 pada 25-29 Agustus 2014 di Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah. Jumlah peserta sebanyak 440 tim Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) dengan 7.307 proposal yang dibiayai Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbud.

Direktur Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Ditjen Dikti Kemdikbud, Agus Subekti mengatakan, kegiatan tersebut digelar setiap tahun sekali sebagai ajang unjuk kemampuan berinovasi para mahasiswa. Dia menyebutkan, jumlah proposal yang masuk tersebut merupakan hasil seleksi dari sebanyak total 44.754 usulan PKM.

"Nantinya hasil karya mereka akan dibukukan dan dimuat dalam e-journal. Posternya akan dibukukan, dan bagi yang bersedia hasilnya akan dipatenkan," katanya melalui siaran pers di Jakarta, Kamis (20/8/2014).

Agus mengatakan, tema PIMNAS tahun ini adalah "Berkreasi dan Berinovasi dalam Kebhinekaan". Kegiatan ini, lanjut dia, tidak hanya ajang beradu hasil inovasi, tetapi merupakan media silaturahim antarmahasiswa seluruh Indonesia.

"Kami berusaha agar para mahasiswa dari Sabang sampai Merauke bisa ada perwakilan untuk datang ke acara ini," ujarnya.

Agus menambahkan, proposal yang telah lolos seleksi sebelumnya mendapatkan hibah sebanyak Rp5 sampai 12,5 juta. Bidang-bidang yang didanai meliputi penelitian, kewirausahaan, pengabdian kepada masyarakat, penerapan teknologi, penulisan artikel ilmiah, gagasan tertulis, dan karsa cipta.

"Bidang-bidang itu diundang di PIMNAS, minus PKM artikel ilmiah karena akan dimuat di jurnal elektronik," kata Agus. 

Agus mengemukakan, sampai dengan tahun lalu baru ada sekitar 1.400 karya mahasiswa dan dosen yang berhasil didaftarkan patennya dan terlindungi karyanya. Dia menyebutkan, dari jumlah tersebut baru sekitar 150 yang sudah mendapatkan paten.

"Ada yang memerlukan waktu sampai 5 tahun sejak didaftarkan menjadi bentuk granted. Angkanya sangat kecil dibandingkan dengan jumlah karya yang dihasilkan oleh teman-teman dosen dan mahasiswa di perguruan tinggi," katanya.

Sementara itu, Rektor Universitas Diponegoro Sudharto mengatakan, suatu kehormatan bagi UNDIP  menjadi tuan rumah PIMNAS untuk kedua kalinya setelah pernah menjadi tuan rumah pada 1998 lalu.

"Kami siap untuk menjadi tuan rumah dari sekitar 3.500 delegasi baik para mahasiswa, pendamping, dewan juri, tamu-tamu dari perguruan tinggi di tanah air," ucapnya.

Ketua Pelaksana PIMNAS Bambang Sulistyanto mengatakan, selain presentasi proposal PKM, pihaknya juga mengadakan kompetisi poster PKM non-seleksi dengan dana mandiri perguruan tinggi. “Kami mengundang 100 tim dari perguruan tinggi negeri maupun swasta, yang proposalnya dapat dana dari Dikti, tapi tidak lolos seleksi," katanya.

Sekretaris Dewan Juri, Andang Subaharianto, mengatakan, aspek yang dinilai dalam PIMNAS adalah presentasi, diskusi, dan laporan akhir masing-masing kelompok.  Dia menyebutkan, jumlah dewan juri yang terlibat sebanyak 66 orang yang menilai di dalam kelas ditambah dua orang juri ketua dan sekretaris.

"Penjurian dilakukan secara daring. Dengan sistem penjurian seperti itu kami menjamin bahwa hasil  penjurian akan bersifat obyektif," kata Andang.

Andang mengatakan, untuk sampai ke PIMNAS, para mahasiswa mengirimkan proposal dilanjutkan praseleksi, tes evaluasi, dan penilaian secara substansial.

"Untuk sampai ke PIMNAS butuh suatu proses yang panjang," katanya.

(DESTI/LISA/NURUL/AGUNG SW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com