Pada Rabu (27/8/2014) yang terbilang terik di kantor Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), Jakarta Barat, Christopher, pria asal Inggris itu, membeberkan pengalamannya yang menjadi salah satu landasan kerja sama pihaknya, Pearson Plc, dengan YCAB dan Asia Foundation untuk donasi 100.000 buku bagi warga masyarakat di 14 provinsi di Tanah Air. Program ini bertajuk "Booktime".
Sejatinya, ini kesempatan kedua bagi Pearson Plc, perusahaan penerbitan dan pembelajaran asal Inggris mendonasikan buku. Pada 2012, Pearson mendistribusikan 5.000 buku bagi komunitas di Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Christopher, mantan anggota angkatan bersenjata Inggris itu, mengaku Indonesia adalah negara yang memiliki keunikan dari latar ekonomi, budaya, dan politik. Sementara, pada sisi lain, begitu besar peluang muncul di Indonesia untuk meningkatkan kemampuan membaca, khususnya bagi anak-anak. "Indonesia punya momentum untuk itu," tutur peraih gelar MBA dari Harvard Business School ini.
Masih menurut Christopher, pihaknya sudah menghelat "Booktime" sejak 2006. Namun, program itu terbatas hanya di Inggris. "Indonesia negara pertama di luar Inggris untuk program ini," katanya.
Sementara itu, data terkini dari Unesco Institute for Statistics (UIS) menunjukkan meski tingkat literasi alias kemampuan membaca terus menanjak, masih ada 800 juta orang dewasa di seluruh dunia masuk golongan buta aksara atau buta huruf. Dari jumlah itu, dua pertiganya adalah perempuan.
Selanjutnya, yang juga menjadi tantangan besar di Indonesia menurut Perwakilan Asia Foundation untuk Indonesia Sandra Hamid dalam kesempatan itu buku cerita anak dua bahasa masih kurang jumlahnya. Tantangan ini, menurutnya, yang coba dijawab melalui "Booktime".