Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuah 21 Hari Virus Kebiasaan Baik

Kompas.com - 08/09/2014, 19:08 WIB

KOMPAS.com - Ada yang tak lazim dari Yusuf, warga Kelurahan Tallo RW 2 Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Pria bertubuh agak gemuk itu, sejak empat bulan silam rajin  mencuci tangan dengan sabun. "Tadinya, saya mencuci tangan pakai air saja," katanya di sela-sela penganugerahan Keluarga Terbaik Program Sunlight Living Challenge  (SLC) pada Senin (8/9/2014) siang.

Rupanya, pengaruh sang istri, Hukma, membuat dirinya beralih mencuci tangan menggunakan sabun. "Saya lihat itu, hitam (air bekas mencuci tangan-red). Wah bahaya itu,"  katanya seraya terkekeh.

Pasangan suami istri itu memang menjadi satu dari enam pemenang utama SLC yang dihelat sejak Juni 2014 hingga September 2014. Sebagai bentuk lanjut dari Project Sunlight sejak 2013, SLC tahun ini membidik total 50 keluarga pada lima kota besar yakni Jakarta, Yogyakarta, Medan, Makassar, dan Surabaya. SLC memunyai tiga pilar tantangan yang sejalan dengan program besar Unilever Sustainable Living Project (USLP) sejak 2013 yakni kesehatan dan kesejahteraan, lingkungan, dan pengembangan komunitas. "Tapi, memang sulit mengajar bapak (suami-red) untuk mencuci tangan dengan sabun," aku Hukma terus terang.

Kebiasaan baik semacam mencuci tangan dengan sabun memang menjadi salah satu bagian kecil di dalam SLC itu. Kata General Manager Yayasan Unilever Peduli (ULI) Sinta Kaniawati, dalam kesempatan tersebut, banyak manfaat bisa dipetik dari kebiasaan sederhana tersebut.

Setelah mengetahui manfaat itu, bahkan Yusuf mengaku berterima kasih kepada istrinya."Terima kasih mama," kata pria berkulit gelap itu dengan logat Makassar yang kentara.

Kembali menurut Sinta Kaniawati, keluarga bisa menularkan begitu banyak kebiasaan kecil untuk kesehatan yang lebih terjamin kepada sesama anggota keluarga maupun masyarakat sekeliling. Selain mencuci tangan dengan sabun, kebiasaan lain yang juga berpengaruh besar adalah menyikat gigi dua kali sehari sehabis makan pagi dan sebelum tidur malam.

Lalu, masih ada kebiasaan lain seperti memilah sampah organik dan non-organik. Ada juga kebiasaan membersihkan toilet dan kamar mandi minimal seminggu sekali. "Kalau dilakukan terus-menerus selama 21 hari, kebiasaan kecil tersebut bisa menjadi kebiasaan seseorang selamanya," kata Sinta seakan membongkar rahasia tuah virus kebiasaan baik tersebut.

Lebih lanjut, Sinta memaparkan, total ada 16 dari 50 keluarga yang ikut serta dalam ajang SLC. Dari jumlah 16 keluarga itu, 15 di antaranya adalah pemenang dari kelima kota tersebut. Sementara, satu keluarga adalah pemenang dari kategori keluarga karyawan PT Unilever Indonesia Tbk.

Berturut-turut, selain pasangan Yusuf dan Hukma, empat pemenang pertama dari masing-masing kota adalah keluarga Samsi (Surabaya), keluarga Arif Mulyawan (Jakarta), keluarga Kuswanto (Yogyakarta), dan keluarga Jamahi Saragih (Medan). Sementara, keluarga Totok Suryoto menjadi yang pertama untuk kategori karyawan emiten berkode UNVR itu. Totok tercatat sebagai karyawan Unilever Surabaya.

Primus Pasangan Hukma dan Yusuf (dua dari kiri) bersama General Manager Yayasan Unilever Peduli (ULI) Sinta Kaniawati (kanan) berpose bersama usai pengumuman pemenang Program Sunlight Living Challenge (SLC) pada Senin (8/9/2014) siang. Kebiasaan baik semacam mencuci tangan dengan sabun menjadi salah satu bagian kecil di dalam SLC.

Catatan penyelenggara menunjukkan setiap pemenang pertama mendapat hadiah uang tunai Rp 1,5 juta. Tiap pemenang pertama juga memperoleh dana stimulan Rp 10 juta. Dana sebesar itu bakal dimanfaatkan untuk menjalankan program bank sampah di lingkungan masing-masing.

Sementara itu, Head of Corporate Communications Unilever Maria Dewantini Dwianto menerangkan USLP adalah program Unilever Global. Lima negara menjadi wilayah pelaksanaan program tersebut. Kelima negara itu adalah Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, India, dan Brasil. Tiga sasaran pokok pada program ini adalah peningkatan kesehatan dan kesejahteraan, pengurangan dampak lingkungan, serta peningkatan penghidupan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com