Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 28 Wilayah Rawan Gempa dan Tsunami di Indonesia

Kompas.com - 16/09/2014, 07:30 WIB
Latief

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia memiliki setidaknya 13 tipe bencana, baik bencana yang datang dari alam maupun dari hasil perbuatan manusia. Bencana tersebut diantaranya, banjir, erupsi gunung api, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, kekeringan, hingga kebakaran hutan.

Tiap kali bencana itu muncul, bisa memberikan dampak ekonomi cukup besar salah satunya dari sektor industri pariwisata. Sektor ini sangat rentan.

"Sangat rentan terhadap persepsi publik, karena alasan keselamatan dan kesehatan sehingga membutuhkan strategi untuk mengurangi dampak risiko yang ditimbulkan," kata Direktur Magister Studi Manajemen Bencana, Sekolah Pascasarjana UGM, Prof Sudibyakto, dalam konferensi internasional pengelolaan pariwisata di tengah ancaman risiko bencana, Senin (15/9/2014), di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Dia mengatakan, meski pemerintah telah membentuk badan khusus menangani penanggulangan bencana baik di tingkat pusat dan daerah, antisipasi dan mitigasi bencana untuk daerah yang menjadi tujuan wisata dinilai masih sangat kurang. Padahal, menurut Sudibyakto, industri pariwisata di beberapa daerah saat ini menjadi salah satu sumber pendapatan dan penghasil devisa terutama bagi daerah yang minim sumber daya alam seperti di Yogyakarta dan Bali.

Untuk mengurangi dampak kekhawatiran pengunjung terhadap ancaman risiko bencana, Sudibyakto menegaskan upaya melakukan penilaian risiko dan pemasangan sistem peringatan dini risiko bencana menjadi sebuah keharusan. Hal itu bisa dilakukan oleh pemerintah, masyarakat lokal  dan pelaku industri pariwisata.

"Ini jauh lebih efektif ketimbang hanya mengandalkan proses pemulihan pasca bencana," ujarnya.

Dia mengatakan, bencana gempa dan tsunami di Aceh  tahun 2004 dan gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 2006 menjadi pelajaran penting tentang manajemen penanggulangan bencana. Keduanya menjadi bukti bahwa masyarakat membutuhkan strategi pengurangan risiko bencana.

Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota dari University of Hawaii, Amerika Serikat, Dolores Foley, mengatakan selama satu dekade terakhir ini sejumlah bencana memberikan dampak sangat buruk bagi daerah yang memiliki tujuan wisata pesisir. Dia menyebutkan, di Indonesia ada 28 wilayah rawan terkena gempa dan tsunami, termasuk daerah yang menjadi favorit tujuan wisata seperti Bali, NTB dan NTT. Bali pun termasuk rawan terkena gempa karena berada di posisi cincin api pasifik.

"Bali termasuk daerah berisiko kena tsunami tinggi dengan pantai dataran rendah, tapi untungnya dilindungi oleh pulau Jawa dan Sumatera dari kejadian tsunami di samudera Hindia tahun 2004,” ujarnya.

Seperti diketahui, wilayah lain yang berisiko terkena gempa dan tsunami tersebut diantaranya Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak, Yapen, Fak-fak, dan Balikpapan.

Dia menambahkan, daerah yang memiliki risiko terkena bencana menurutnya membutuhkan sebuah hasil penelitian dalam memberikan informasi yang tepat dalam mengantisipasi dampak bencana yang kemungkinan suatu saat bisa saja muncul. Komunikasi yang efektif, perencanaan, dan kemitraan antara masyarakat dan pengelola pariwisata sangat dibutuhkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com