Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/10/2014, 14:36 WIB
Latief

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Nuffic Neso Indonesia menggelar presentasi untuk mengajak mahasiswa di Bandung dan sekitarnya mendaftar program beasiswa StuNed atau Studeren in Nederland (Studi di Belanda). StuNed merupakan program beasiswa dari Pemerintah Belanda khusus pelajar Indonesia untuk meraih gelar Master atau Short Course di Belanda.

Presentasi yang dihadiri 300 mahasiswa perguruan tinggi di Bandung dan sekitarnya itu digelar di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Kamis (23/10/2014) kemarin, untuk memberikan informasi mengenai pendidikan tinggi di Belanda, khususnya mengenai program Beasiswa StuNed. Kegiatan tersebut dilaksanakan menjelang kunjungan delegasi beberapa perguruan tinggi Belanda ke Bandung pada 4 November 2014 mendatang.

"Setiap tahun ada 200 sampai 250 beasiswa StuNed untuk short course dan S-2 yang khusus diberikan untuk pelajar Indonesia. Sekali lagi, StuNed itu khusus untuk pelajar Indonesia. Artinya, tak ada pesaing dari negara lain," kata Indy Hardono, Koordinator beasiswa Nuffic Neso Indonesia Neso.

"Maka, saya harap untuk periode 2015 nanti mahasiswa Bandung banyak yang daftar, dan yang di luar Bandung juga jangan mau kalah. Kebangetan kalau tidak apply sama sekali," kelakarnya.

Indi mengatakan, StuNed adalah beasiswa berbasis prestasi dengan fokus khusus pada keunggulan akademik, jenjang karir, penghargaan, dan prestasi penting lainnya. Beasiswa ini juga memiliki area prioritas khusus dalam kerjasama bilateral antara Belanda dan Indonesia, yaitu pengelolaan air, ketahanan pangan, ekonomi, peradilan sektor, dan hak asasi manusia.

Sementara itu, menurut  Direkur Nuffic Neso Indonesia, Mervin Bakker, program StuNed menitikberatkan pada pengembangan dan penguatan kapasitas institusi dalam rangka mendukung kelima bidang yang disebutkan oleh Indi tersebut. Untuk tujuan itu, Belanda menawarkan pendidikan tinggi melalui 2.100 program studi di perguruan-perguruan tingginya saat ini.

"Karena hubungan antara kedua negara, kami ingin menghadirkan apa yang kami sebut dengan home away from home untuk orang Indonesia. Intinya, studi di Belanda itu menawarkan banyak hal bagi pelajar Indonesia," ujar Mervin.

Mervin berharap, kesempatan tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pelajar Indonesia. Setiap tahun anggaran yang digelontorkan Pemerintah Belanda untuk program StuNed mencapai 30 juta Euro atau Rp 450 miliar per tahun.

ltf Stuned
Program kompetitif

Indy mengatakan, tujuan dari panitia seleksi StuNed adalah untuk memilih orang Indonesia yang terbaik, yang belajar atau bekerja dalam bidang yang relevan. Program beasiswa kompetitif ini mencari untuk memilih dan mengembangkan para pemimpin masa depan Indonesia.

Bagi mahasiswa Indonesia yang tertarik, batas waktu pendaftaran untuk StuNed adalah 15 Maret 2015 untuk program Master (S-2) dan 1 Maret 2015 untuk Short Course. Untuk memenuhi persyaratan pendaftarannya, pelamar harus lebih dulu memiliki Surat Penerimaan (letter of Acceptance) dari perguruan tinggi di Belanda.

"Untuk itu, saya mengingatkan, para mahasiswa mendaftar sesegera mungkin ke universitas Belanda yang akan jadi tujuan studinya," lata Indi.

Pada 4 November 2014 mendatang, lanjut Indi, delegasi universitas-universitas Belanda akan mengunjungi Bandung dalam rangka penyelenggaraan 'Dutch Placement Days' di Grand Royal Panghegar. Acara tersebut akan memungkinkan calon mahasiswa mendapatkan banyak informasi lebih lanjut dan bertatap muka langsung dengan perwakilan universitas di Belanda.

Bagi yang tertarik, informasi lebih lanjut mengenai StuNed dan program studi di Belanda dapat dilihat di www.nesoindonesia.or.id/stuned. Calon mahasiswa Indonesia juga dapat menghubungi staf Nuffic NESO Indonesia.

"Silakan hubungi kami untuk konseling gratis," ujar Indi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com