Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Urgensi Penataan Program Studi

Kompas.com - 29/01/2015, 08:56 WIB


Oleh: Nurul Fatchiati

JAKARTA, KOMPAS - Pembenahan pendidikan tinggi di Indonesia penting dilakukan. Tujuannya, agar penumpukan lulusan dari program studi tertentu dapat diatasi dan potensi pengangguran tenaga kerja terdidik dapat ditangani lebih awal.

Penyerapan lembaga pendidikan tinggi terhadap lulusan siswa sekolah menengah atas dan institusi pendidikan yang sederajat terus meningkat. Hal itu bersama sejumlah faktor lain turut mendorong maraknya pertumbuhan program studi atau prodi di sejumlah perguruan tinggi, mulai dari akademi, politeknik, sekolah tinggi, lembaga pendidikan tenaga kependidikan, institut, hingga universitas.

Tak seperti jumlah perguruan tinggi negeri yang kuota mahasiswanya terbatas, jumlah perguruan tinggi swasta di Indonesia bisa mencapai puluhan kali lipat. Perbandingan jumlah institusi tersebut paling mencolok terjadi pada pendidikan vokasi dan pendidikan yang berbasis pada satu bidang program studi tertentu, yakni akademi dan sekolah tinggi. Jumlah akademi yang dikelola swasta mencapai 1.003 institusi, jumlah ini 29 kali lipat dari program vokasi sejenis yang diampu perguruan tinggi negeri. Sementara itu, jumlah sekolah tinggi swasta mencapai 2.249 institusi, mencapai 30 kali lipat dari sekolah tinggi negeri.

Pertumbuhan perguruan tinggi swasta merupakan jawaban atas kebutuhan yang muncul dari masyarakat. Realitas ini menggembirakan karena dapat menjadi indikasi bahwa kesadaran rakyat untuk meraih pendidikan tinggi semakin baik. Pendidikan vokasi yang umumnya berjenjang pendidikan diploma menjadi salah satu pilihan yang paling diminati di samping sekolah tinggi.

Prodi yang terwadahi dalam pendidikan vokasi mendidik mahasiswa untuk memiliki keahlian terapan tertentu dan berorientasi pada kecakapan kerja. Tak heran, bidang prodi yang langsung berhubungan dimensi kehidupan sosial masyarakat, seperti kesehatan dan pendidikan, berkembang pesat. Jalur pendidikan ini dianggap lebih membuka peluang bagi lulusannya untuk terserap pasar kerja secara langsung.

Prodi favorit

Hampir semua bidang prodi terakomodasi di setiap jenjang pendidikan diploma, sarjana, dan pascasarjana, kecuali untuk bidang agama dan pendidikan. Prodi di kedua bidang tersebut hanya tersedia untuk minimal jenjang sarjana. Lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) yang mencetak guru pun kini mensyaratkan gelar minimal kesarjanaan.

Merujuk pada data termutakhir yang dilansir Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang kini bernaung di bawah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, jumlah bidang prodi bervariasi mengacu pada jenjang pendidikan yang ditempuh. Sejumlah bidang mendominasi jenjang sarjana, yaitu pendidikan, teknik, sosial, dan ekonomi. Keempat bidang tersebut, ditilik dari jumlah prodi yang tersebar di semua perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia, menjadi favorit peserta didik. Jumlah prodi di bidang pendidikan terdata paling banyak, yakni 3.585 unit di seluruh negeri ini.

Di sisi lain, bidang prodi yang paling banyak berkembang pada jenjang diploma adalah kesehatan dan teknik. Jumlah prodi kesehatan di seluruh Indonesia, termasuk di dalamnya antara lain kebidanan, keperawatan, akupuntur, fisioterapi, dan analis kesehatan, mencapai 1.410 unit berbentuk akademi atau politeknik. Jumlah tersebut jauh di atas bidang prodi lain yang relatif tidak bersinggungan langsung secara aplikatif dengan dimensi kehidupan, seperti bidang seni dan humaniora.

Kehadiran ribuan prodi favorit terkait erat dengan peminat pada prodi yang bersangkutan. Jumlah peserta didik yang mendaftar pada prodi tertentu biasanya menjadi patokan bagi perguruan tinggi, khususnya swasta, untuk mengembangkan prodi tersebut. Tak pelak, kehadiran prodi lebih banyak ditentukan oleh pasar (peminat) yang umumnya terbentuk oleh ketersediaan lapangan kerja ketimbang berorientasi pada pencetakan peserta didik yang mumpuni dalam bidangnya.

Titik jenuh

Seiring berlakunya hukum ekonomi, pada satu periode tertentu, tak terhindari, pasar kerja di bidang tertentu akan mencapai titik jenuh. Padahal, prodi yang terbentuk di bidang tersebut telanjur mencapai ratusan hingga ribuan jumlahnya. Sementara jumlah peminat prodi terkait akan cenderung menurun.

Kondisi tersebut mulai dirasakan sejumlah perguruan tinggi di bidang prodi tertentu. Di bidang kesehatan, misalnya prodi pendidikan kebidanan, terindikasi mengalami penurunan peserta didik. Perlahan tetapi pasti, peminat prodi tersebut menurun meski prodi pendidikan kebidanan merupakan salah satu yang terbanyak di Indonesia, khususnya untuk jenjang diploma. Hal itu antara lain disebabkan tingginya persaingan dan terbatasnya lapangan kerja (Kompas, 26/1/2015).

Bidang lain yang terindikasi mengalami titik jenuh adalah prodi pendidikan. Jumlah prodi ini terdata paling banyak di seantero negeri. Penggabungan jenjang sarjana dan pascasarjana untuk prodi pendidikan mencapai 4.187 unit atau 35 persen dari semua jumlah prodi di Indonesia.

Jumlah calon guru berlebihan dibandingkan dengan kebutuhan guru secara nasional. Kondisi itu diakibatkan lemahnya pembatasan pertumbuhan LPTK (Kompas, 27/1).

Indikasi bidang prodi yang mengalami kejenuhan juga dapat dilihat dari jumlah mahasiswa aktif pada bidang bersangkutan. Perbandingan atau rasio antara jumlah prodi di bidang tertentu dan jumlah mahasiswa aktif merupakan salah satu indikasi dari efektivitas prodi tersebut. Untuk bidang agama yang memiliki 677 prodi, misalnya, di setiap prodi hanya tercatat 19 peserta didik yang aktif. Jumlah mahasiswa aktif paling banyak terdata di bidang prodi ekonomi. Dari 2.803 prodi yang ada, di setiap prodi tercatat 341 mahasiswa aktif menimba ilmu.

Merespons realitas prodi yang mulai tak efektif, sebenarnya pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah melakukan penangguhan atau moratorium terhadap pembentukan beberapa prodi di bidang kesehatan. Langkah itu memberi angin segar bagi dunia pendidikan tinggi dan menumbuhkan harapan bahwa pemerintah beritikad membenahi tata kelola pendidikan tinggi, dimulai dari penataan prodi. Semoga upaya tersebut tak terhenti di situ. (Litbang Kompas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com