Mendikbud: 585 Sekolah Siap Gelar UN Berbasis Komputer

Kompas.com - 26/03/2015, 17:39 WIB


JAMBI, KOMPAS.com
- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan, sebanyak 585 sekolah di Indonesia sudah siap mengikuti Ujian Nasional (UN) berbasis komputer atau Computer Based Test (CBT).

Adapun UN yang menggunakan kertas tetap diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia dan pada jam yang sama.

"Kenapa ujian dengan menggunakan kertas harus di jam yang sama, karena soal ujian sudah dikeluarkan. Karena itu kedepan kita akan mendorong penggunaan komputer untuk UN. Tahun ini kita akan mengujicobakan itu di 585 sekolah," kata Anies, usai membuka Rapat Koordinasi Perencanaan Pendidikan se-Provinsi Jambi, Kamis (26/3/2015), seperti dikutip Antara.

Dia mengklaim bahwa 585 sekolah itu bersedia diuji coba dan mengaku siap dari segi fasilitasnya. Uji coba yang dilakukan tahun ini tentu akan berdampak di masa yang akan datang. Sekolah yang mengikuti UN komputer tahun berikutnya akan semakin banyak dan UN tidak lagi diselenggarakan di hari dan jam yang sama.

"Pemerintah tentu harus siap, yang namanya perubahan itu memang secara bertahap. Indonesia mempunyai 208.000 sekolah dan 585 sekolah diantaranya menyatakan sudah siap," katanya.

Anies menjelaskan, UN komputer dan UN menggunakan LJK tujuannya sama, yakni mengukur capaian belajar seorang siswa. Gunanya adalah untuk mengetahui capaian nilai siswa, pemetaan dan bahan pertimbangan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Untuk kelulusan siswa, kata Anies, sepenuhnya ditentukan oleh sekolah. Kelulusan tidak lagi ditentukan enam mata pelajaran, tapi ditentukan seluruh komponen, termasuk komponen perilaku siswa di sekolah.

"Karena itu jangan curang, ditambah atau tidaknya angka siswa, tidak akan mempengaruhi kelulusan, justru kalau tidak jujur tidak bisa memperbaiki dan meningkatkan kualitas siswa," ujarnya.

Anies juga meminta guru-guru untuk belajar, baik dalam bentuk progam berijazah maupun program yang bukan berijazah. Tujuannya agar guru bisa menjadi inspirasi murid.

"Kementerian Pendidikan sekarang membentuk Direktorat Jenderal guru dan tenaga kependidikan, ini dirjen baru. Tujuannya adalah mengembangkan guru termasuk menyiapkan jalur-jalurnya sehingga pengembangan guru itu punya trek yang baik," katanya.

Namun kenyataan di lapangan, sambungnya, justru berbeda. Sering kali yang terjadi guru yang baik justru malah dijauhkan dari siswa karena dianggap atasan bisa menjadi kepala sekolah dan menjadi pengawas sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau