Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raih Beasiswa, 20 Staf Kemenkeu Belajar Kelola "Aset Negara" ke Belanda

Kompas.com - 01/04/2015, 17:48 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun ini 20 staf Kementerian Keuangan meraih beasiswa Studeren in Nederland (StuNed) untuk mengikuti tailor-made training tentang Best Practices of Netherlands Strategic State Asset Management di Belanda. Para penerima beasiswa tersebut, terutama staf Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) sebagai State Asset Manager, akan meningkatkan kemampuan dirinya dalam pengelolaan kekayaan negara untuk mendukung good governance dalam bidang terkait.

Pelepasan peserta pelatihan tersebut dilakukan di Kantor Kementerian Keuangan di Jakarta, Rabu (1/4/2015) tadi disaksikan Direktur Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan, Hadiyanto, dan Direktur Nuffic Neso Indonesia, Mervin Bakker. Selama dua minggu di Belanda, para peserta akan mempelajari praktik-praktik terbaik dalam pengelolaan aset publik.

Adapun penyelenggara utama pelatihan adalah konsorsium yang diketuai oleh Amsterdam School of Real Estate (ASRE) di Amsterdam. ASRE bekerjasama dengan Knowledge Centre of Public Private Partnership, Kementerian Infrasturktur dan Lingkungan Belanda.

"Pengelolaan aset negara yang profesional akan berperan signifikan dalam mewujudkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang efisien dan efektif. Jumlah aset negara yang dikelola meningkat lima kali lipat sehingga membutuhkan state asset manager berkompeten," ujar Hadiyanto.

Dia menuturkan, pelatihan tersebut diharapkan meningkatkan soft skills dan hard skills pegawai DJKN. Apalagi, Belanda memiliki keunggulan di bidang keuangan, terutama dalam hal pengelolaan aset sehingga menjadi tempat ideal untuk belajar.

"ASRE punya fasilitas lengkap karena diinisiasi langsung oleh University van Amsterdam dan organisasi industrinya sehingga peserta bisa belajar dari aspek akademis dan profesi," kata Hadiyanto.

Sementara itu, menurut Direktur Nuffic Neso, Mervin Bakker, tailor-made training efektif dijadikan metode penguatan kapasitas lembaga. Pelatihan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan yang spesifik dari lembaga bersangkutan.

"Permintaan tailor-made training bisa diajukan melalui proposal berdasarkan analisa kebutuhan pelatihan. Keuntungannya, institusi di Belanda tidak hanya akan memberikan pelatihan, tetapi juga masih bisa memberikan konsultasi ketika peserta pulang untuk menerapkan ilmunya," kata Mervin.

Baca juga: Studi ke Belanda Cuma Mimpi? Tanyakan ke Rahayu Ningsih!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com