"Kejadian ini telah mencederai jutaan para pelaku pendidikan yang telah berusaha keras untuk melaksanakan UN dengan penuh kejujuran. Seperti para siswa yang telah belajar dengan keras, serta para guru yang mengajar dengan keras untuk mensukseskan UN yang jujur," kata Mendikbud di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu (15/4/2015) lalu.
Mendikbud juga mengatakan, walau skala kebocoran terjadi sangat kecil, hanya 30 booklet dari 11.730 booklet yang ada atau sekitar 0.025 persen, namun hal ini tidak bisa didiamkan.
"Untuk itu, jika melihat ada praktek kecurangan segera laporkan ke pihak yang berwenang," kata Mendikbud.
Mendikbud mengatakan, tidak perlu ada toleransi bagi kecurangan yang selalu terjadi saat pelaksanaan UN. Menindak dengan keras dan segera melaporkan bisa menjadi tindakan utama perlu dilakukan saat melihat kecurangan itu.
"Bagi siapa saja, jika ada oknum sekolah, perguruan tinggi negeri, ataupun instansi lainnya melihat dan menyadari bahwa ada praktik kecurangan, segera dilaporkan ke pihak yang berwajib," ujarnya.
Mendikbud juga mengatakan perlu apresiasi kepada semua pihak yang memilih untuk melaksanakan UN dengan jujur dan menjaga integritas. Hal tersebut menjadi kekuatan untuk perbaikan UN ke depannya.
"Dengan menerapkan dan mendukung sistem UN yang mengutamakan indeks integritas, maka akan dapat mendeteksi indikasi praktik kecurangan," ujar Mendikbud.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.