Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makin Mudah Raih Gelar S-1 di AS

Kompas.com - 30/07/2015, 13:52 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini kesempatan bagi generasi muda di Indonesia untuk kuliah di luar negeri semakin luas, tak terkecuali melanjutkan pendidikan di Amerika Serikat. Salah satunya melalui program Fastrackusa yang diluncurkan Sampoerna Academy. 

Mulai tahun ajaran baru ini institusi pendidikan menengah yang menerapkan Sampoerna Schools System itu membuka kesempatan bagi pelajar Indonesia untuk mengenyam pendidikan di AS secara lebih cepat. Program ini dinilai tercepat dan paling fleksibel bagi mereka yang ingin mendapatkan gelar sarjana atau S-1 di negara tersebut.

"Ini (program) mempermudah para berprestasi dan beraspirasi tinggi untuk mendapatkan gelar sarjananya di AS, meskipun pendidikan awalnya ditempuh di Indonesia. Karena, program ini menggabungkan antara jenjang pendidikan sekolah menengah atas (SMA) dan pendidikan tinggi," ujar Fibriyani Elastria, Marketing Director, Sampoerna Schools System, kepada KOMPAS.com, Selasa (29/7/2015).

Fibriyani menjelaskan, Satuan Kredit Semester (SKS) atau mata pelajaran yang diambil pada saat menempuh studi di SMA sudah terakreditasi secara internasional oleh Southern Association of Colleges and Schools (SACS). Dengan begitu, lanjut dia, memungkinkan SKS tersebut dapat ditransfer ke berbagai universitas di AS.

"Jadi, saat siswa lulus SMA, mereka akan memperoleh gelar associate degree yang diakui secara internasional," kata dia.

Gelar Associate Degree tersebut memungkinkan siswa memasuki tahun ketiga dan keempat perkuliahan di Sampoerna University, Jakarta. Siswa juga bisa masuk di salah satu dari 1.000 perguruan tinggi di AS dan meraih gelar S-1 dengan lebih cepat.

"Jadi, siswa bisa mempercepat masa studinya dari kurun waktu tujuh tahun menjadi lima tahun, dan akselerasi pendidikannya akan terjadi di tingkat perguruan tinggi. Hal ini tentu membuat biaya kuliah yang dikeluarkan lebih murah," tambahnya.

Secara khusus, lanjut Fibriyani, siswa yang masuk ke Sampoerna University, Jakarta, bisa mengikuti pilihan program studi, yaitu beberapa program studi teknik dan bisnis. Untuk program studi teknik, perguruan tinggi tersebut bekerjasama dengan Louisiana State University, sedangkan program studi bisnis bekerjasama dengan Oregon State University, yang keduanya merupakan universitas ternama di Amerika Serikat.

"Kami ingin membekali pelajar Indonesia dengan pendidikan yang memungkinkan generasi muda memiliki pengetahuan keterampilan dan pengalaman untuk bersaing di kancah global,” lanjut Fibriyani.

Dia menyebutkan, program Fastrackusa terbuka bagi pelajar dengan kemampuan akademis di atas rata-rata untuk dapat mulai mengambil kredit kuliah selama menempuh pendidikan tingkat menengah di Sampoerna Academy. Program tersebut juga membekali pelajar dengan pembentukan karakter melalui pendidikan dengan pendekatan STEM atau pendidikan berbasis aspek kolaborasi, komunikasi, riset, mencari solusi (problem solving), berpikir kritis, dan kreativitas.  

Kekurangan SDM

Berdasarkan data Time Higher Education World University Rangkings pada 2015, AS menempatkan 13 perguruan tingginya di jajaran 20 besar universitas terbaik di dunia. Sementara itu, menurut U.S. College Board memaparkan, hanya 5 persen mahasiswa dari luar AS yang dapat diterima di universitas di AS pada tahun pertamanya sebagai freshman. Lalu, menurut data America College Testing tingkat kelulusan mahasiswa tersebut hanya 50 persen.

Namun, angka tersebut meningkat menjadi 30 persen dengan tingkat kelulusan 90 persen, jika para mahasiswa tersebut masuk sebagai mahasiswa transfer di tahun ketiga dengan sebelumnya membawa gelar Associate Degree yang terakreditasi oleh universitas di AS.

Di sisi lain, Boston Consulting Group pada 2013 lalu melansir, Indonesia kekurangan sumber daya manusia (SDM) berkualitas terutama di posisi middle managers. Pada 2020, kesenjangan akan persediaan dan kebutuhan SDM di Indonesia akan meningkat sampai dengan 56 persen.

Sementara itu, fakta dari National Science Foundation, lembaga federal AS untuk pengembangan ilmu sains memaparkan, 10 tahun ke depan sebanyak 80 persen lapangan pekerjaan akan memerlukan SDM dengan kompetensi science, technology, engineering dan math (STEM) yang baik.

Belum lagi pemberlakuan sistem perdagangan bebas untuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang juga akan dilaksanakan di penghujung tahun ini. Untuk menghadapi itu, Indonesia membutuhkan SDM berkualitas dalam jumlah yang besar dimana pendidikan berperan sebagai komponen utama yang memiliki pengaruh kuat.

"Untuk itulah, kita butuh suatu sistem pendidikan yang berkualitas dan berstandar internasional yang membuat siswa siap bersaing di kancah global," ujar Fibriyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com