Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerja Keras Menciptakan Sarjana yang Tak Sempat "Nganggur"

Kompas.com - 31/07/2015, 15:01 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis

KOMPAS.com – Hari ini Wendra terlihat ceria. Penuh debar, ia membetulkan arah tali topi toganya ke sisi kiri. Sebentar lagi namanya akan dipanggil, dan tali itu akan segera berpindah ke sisi kanan. Tinggal menghitung menit, dia resmi bergelar sarjana ekonomi.

Tak ada rasa khawatir sedikit pun. Betapa tidak. Setelah lulus, Wendra segera berangkat ke China. Bukan untuk berlibur atau bersantai. Ia akan bekerja menjadi seorang staf quality control di sana. Saat para lulusan sarjana lain masih sibuk mengirimkan resume segarnya, Wendra sudah duduk manis di pesawat terbang menikmati makan siang.

Tak hanya Wendra. Kebahagiaan seperti itu juga turut dirasakan oleh dua dari tiga orang lulusan Universitas Binus angkatan ke-52. Binus baru meluluskan 2.732 wisudawan di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta pada Kamis (30/7/15).

Tahun ini, survei Binus memaparkan bahwa sekitar 79 persen dari total lulusannya telah diterima bekerja sebelum dinyatakan resmi lulus. Dari angka itu, 44 persen diantaranya masuk perusahaan internasional atau mendirikan usaha sendiri.

DOK. UNIVERSITAS BINUS


"Setiap tahun, jumlah wisudawan yang sudah bekerja terus meningkat. Ini merupakan hasil kerja keras bersama," tutur Rektor Universitas Binus Harjanto Prabowo pada pidato sambutannya.

Saat ditemui khusus, Harjanto menyatakan bahwa Binus terus belajar untuk mempertemukan antara kebutuhan perusahaan (pasar) dan pendidikan kampus. Beberapa program telah dicanangkan. Salah satu yang paling baru adalah "3 plus 1".

"Mulai tahun lalu, selama satu tahun mahasiswa Binus disalurkan untuk magang di perusahaan rekanan kami. Sisa tiga tahunnya baru dihabiskan di kampus," jelas Harjanto, tentang program baru itu.

Menurutnya, program "3 plus 1" terbukti efektif sebagai media komunikasi baru dengan para pelaku industri. Dia mengatakan bahwa pelaku industri pun merespon positif dan mendukung penuh.

"Industri pada dasarnya juga butuh SDM. Makanya mereka sangat bersemangat ketika kami menawarkan kerjasama ini. Tapi, tentu kami pun harus berhati-hati. Mahasiswa perlu disiapkan matang-matang," ujarnya.

Dalam program tersebut, mahasiswa bekerja layaknya karyawan biasa. Mereka akan bekerja sesuai bidang keahlian dan mendapatkan pengawasan langsung dari pihak perusahaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com