Ke Sekolah Baru Tanpa Rasa Takut

KOMPAS - Masuk ke sekolah baru merupakan masa transisi yang dapat menjadi kenangan perkenalan menyenangkan atau "menyakitkan hati". Menyakitkan dan memalukan ketika murid terpaksa mengenakan berbagai atribut aneh dan mendapatkan tekanan dari para kakak kelas.

Sejumlah sekolah memilih memberikan pengalaman yang mendidik dan menyenangkan bagi warga baru sekolah. Masa orientasi siswa (MOS) di SMKN 1 Pundong, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, misalnya, diisi dengan pengenalan tradisi dan budaya Jawa melalui aneka jenis lomba. Beberapa lomba di antaranya, mewiru atau melipat kain jarik batik, lomba bahasa Jawa Krama Inggil, lomba sinoman atau menyajikan makanan dan minuman sesuai tradisi Jawa, serta beberapa permainan tradisional, seperti egrang dan dakon.

Wakil Kepala SMKN 1 Pundong Bidang Kesiswaan Sutapa mengatakan, Rabu (29/7), aneka lomba itu juga merupakan sarana efektif untuk mengajarkan budi pekerti kepada para siswa. Lomba berbahasa Jawa Krama Inggil, misalnya, bisa menanamkan sikap sopan santun kepada murid-murid. "Remaja yang bisa berbahasa Jawa Krama Inggil itu biasanya juga sopan dan hormat kepada orang lain," tuturnya. MOS di SMKN 1 Pundong diikuti 256 siswa dari empat jurusan, yakni teknik instalasi tenaga listrik, teknik komputer dan jaringan, teknik pengelasan, serta teknik audio dan video.

"Siswa yang tak ikut lomba, kami ajak berkegiatan lain, yakni membersihkan corat-coret di bangunan sekitar sekolah," katanya. Siswa baru SMKN 1 Pundong juga diajak memberikan bantuan kepada panti asuhan di Bantul. "Kami tak ingin mengisi MOS dengan aksi perploncoan yang tak mendidik. Makanya, kami menggelar kegiatan yang bisa memberi manfaat kepada peserta didik," tutur Sutapa.

Salah seorang siswi baru SMKN 1 Pundong, Sugiyarti (15), menuturkan, tugas yang diberikan saat MOS di sekolahnya sama sekali tidak berat. "Kami antara lain membawa mi instan dan beras untuk diberikan kepada panti asuhan," kata Sugiyarti.

Senior baik hati

MOS di SMPN 11 Tangerang Selatan, Banten, juga dirancang membuat siswa baru senang dan bangga memasuki sekolah baru. Pada hari kedua MOS, Selasa (28/7), murid baru mendapatkan petunjuk bagaimana menjadi siswa berprestasi dari kakak kelas mereka. "Orangtua siswa tak khawatir karena ada jaminan dari pihak sekolah acara yang dilaksanakan untuk mendidik kemandirian siswa," ujar Kepala SMPN 11 Tangsel Komarudin.

Contohnya, siswa diminta hadir ke sekolah lebih pagi dari jadwal sekolah untuk apel pagi, dan mendengarkan materi lingkungan sekolah dari kakak kelas dan guru. Itu agar siswa baru lebih mengenal sekolahnya.

"Hal penting yang harus diajarkan kepada siswa baru dalam MOS itu kemandirian, peduli terhadap sesama, dan jiwa sosial yang tinggi," kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 11 Tangsel Evi Supenti.

Di sekolah itu, MOS akan ditutup dengan pentas seni yang menampilkan kebolehan para siswa baru di bidang seni, yang biasa disebut "Demo Ekskul". Kegiatan itu bertujuan mengarahkan siswa untuk menyalurkan minat dan bakatnya.

"Kegiatan MOS itu kami harapkan memberikan rasa nyaman saat berada di sekolah yang baru dan murid baru bertemu dengan guru yang mengayomi dan kakak senior baik hati," kata Evi. (HRS/B03)

___________________

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 1 Agustus 2015, di halaman 12 dengan judul "Ke Sekolah Baru Tanpa Rasa Takut".