Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beri Solusi untuk Masalah Bangsa

Kompas.com - 10/08/2015, 18:43 WIB

SINGAPURA, KOMPAS - Jika ingin menjadi negara yang maju, Indonesia membutuhkan generasi yang memiliki semangat yang kuat untuk maju dan memanfaatkan teknologi. Apalagi sebagai negara yang berada di posisi menengah, Indonesia memiliki sumber daya besar. Tidak seperti negara-negara maju yang sebagian besar maju karena pemanfaatan teknologinya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan hal itu saat berbicara di depan 140 mahasiswa Indonesia di luar negeri yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) dalam Simposium Internasional PPI Dunia VII "Mempersiapkan Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015", di Kedutaan Besar Singapura, 8-9 Agustus 2015. Jusuf Kalla berada di Singapura untuk menghadiri undangan Pemerintah Singapura terkait Peringatan 50 Tahun Negara Singapura.

"Perlu ada semangat untuk maju tentu dengan berlandaskan pengalaman kita yang lalu. Selalu melihat apa yang bisa kita buat, lihat perbandingannya. Seperti Singapura ini, usianya 50 tahun, sudah bisa begini hasilnya, kita harus bertanya kepada diri sendiri, apa yang kita buat. Kenapa kita tidak bisa? Padahal, kita punya potensi jauh lebih besar," kata Jusuf Kalla, sebagaimana dilaporkan wartawan KompasLuki Aulia, dari Singapura.

Jusuf Kalla juga mengingatkan, para pelajar Indonesia di luar negeri memiliki kelebihan karena diberi kesempatan belajar di negara lain, apakah itu karena orangtua yang mampu atau mendapat beasiswa dari pemerintah. Ia berharap para pelajar tersebut bisa kembali ke Tanah Air dan menjadi bagian dari generasi yang memberikan solusi atas persoalan-persoalan yang ada.

"Itu semua rahmat yang tidak didapat anak-anak lain di Indonesia. Sudah dapat kesempatan sekolah. Tularkan ilmu dan kemampuan untuk memajukan bangsa," ujarnya.

Pada kesempatan terpisah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan, belum ada kesadaran bahwa Indonesia merupakan bagian dari keluarga besar ASEAN. Untuk itu, kita perlu melihat Indonesia dari luar dan berinteraksi dengan dunia luar. Ini pula yang dilakukan oleh tokoh-tokoh pendiri bangsa yang berwawasan luas. "Indonesia dibangun dari imajinasi, gagasan, sesuatu yang diimajinasikan ada. Pandangan yang sangat maju di zamannya," kata Anies.

Anies berharap muncul gagasan-gagasan dan karya nyata dari pelajar Indonesia di luar negeri. "Kita perlu orang-orang yang pulang ke Indonesia untuk mencari solusi dengan ilmu yang dimiliki," ujarnya.

Simposium

Simposium internasional PPI Dunia pertama kali diselenggarakan pada Juli 2009 di Den Haag, Belanda. Selanjutnya, simposium internasional PPI Dunia rutin diadakan setiap tahun dengan lokasi negara berbeda. Ini agenda tahunan PPI Dunia untuk membahas keorganisasian, berbagi ide, dan merumuskan solusi berupa gagasan atau aksi nyata dari para pelajar Indonesia yang belajar di berbagai negara.

Koordinator Umum PPI Dunia Ahmad Almaududy Amri berharap simposium ini dapat menjadi ajang meningkatkan semangat dan kerja sama serta koordinasi untuk menjadikan Indonesia lebih baik.

______________________

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 Agustus 2015, di halaman 12 dengan judul "Beri Solusi untuk Masalah Bangsa".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com