Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibutuhkan 5.000 Tenaga Siap Pakai di Sektor Kelapa Sawit

Kompas.com - 13/08/2015, 21:05 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Persaingan di dunia kerja yang semakin ketat kini menuntut lembaga pendidikan tinggi untuk menyiapkan tenaga-tenaga siap secara mental dan skil untuk terjun di dunia kerja. Tingginya kebutuhan sumber daya manusia oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit membuka peluang itu terbuka lebar karena membutuhkan banyak tenaga kerja terlatih dan siap pakai.

"Setiap tahun kita butuh 5.000 sampai 6.000 tenaga kerja di sektor kelapa sawit di seluruh Indonesia. Jumlah itu untuk mengisi berbagai posisi yang dimulai dari manajerial tingkat pertama,” kata Wasekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Tjokro Putro Wibowo, Kamis (13/8/2015). 

Saat ini, lanjut Tjokro untuk kebutuhan pengembangan dan perluasan lahan dan kaderisasi
dan regenerasi SDM banyak perusahaan perkebunan tersebut mengandalkan kampus Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi (CWE). Setiap tahun politeknik tersebut menghasilkan ratusan alumni. Namun, kenyataannya jumlah kebutuhan riil di lapangan masih sangat besar. 

"Kebutuhannya bisa mencapai ribuan setiap tahun. Posisi yang dimaksud itu mulai manajer perkebunan, manajer pabrik, asisten kepala, kepala tata usaha, asisten kebun, asisten pabrik, asisten traksi, pengukuran dan alat berat, asisten hama dan penyakit, mandor kebun, dan banyak lagi," sebut Tjokro.

Dia mengatakan, sektor kelapa sawit membutuhkan SDM terdidik dan terampil dalam pengelolaannya. Hal tersebut mengingat kebutuhan regenerasi SDM kelapa sawit di Indonesia cukup besar dikarenakan perkebunan kelapa sawit telah dimulai sejak zaman pra-kemerdekaan atau 100 tahun lalu.

Menariknya, lanjut Tjokro, aspek sustainability dan lingkungan hidup menjadi aspek penting yang juga diperhatikan oleh institusi pendidikan tersebut dalam mencetak tenaga kerja siap pakai.

Triyanto, Manajer SDM PT Mulia Inti Perkasa, sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur menyampaikan bahwa perusahaannya menyadari bahwa usaha perkebunan
kelapa sawit adalah usaha jangka panjang yang senantiasa membutuhkan SDM siap pakai dan berkesinambungan.

"Sudah beberapa tahun ini kami bekerja sama aktif dengan sekolah tersebut dalam urusan perekrutan tenaga kerja. Kami juga memberikan beasiswa dalam bentuk ikatan dinas," ujar Triyanto.

Pendidikan vokasi

Seperti pernah diberitakan KOMPAS, Direktur Pembelajaran Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ila Sahila mengatakan bahwa pemerintah akan memprioritaskan pendidikan vokasi di Indonesia. Saat ini, jumlah program studi vokasi di perguruan tinggi di Indonesia hanya sekitar 20 persen.

"Pendidikan vokasi penting agar Indonesia memiliki tenaga-tenaga terampil. Tahun 2030, ditargetkan telah ada 113 juta tenaga terampil," ujarnya, Selasa (

Pendidikan tinggi jalur profesional dan vokasi saat ini memang mendapat perhatian dan menjadi pilihan dalam melanjutkan pendidikan. Masyarakat semakin menyadari bahwa dunia kerja membutuhkan tenaga-tenaga kerja terampil, bukan sekadar bergelar sarjana. 

Direktur Politeknik Kepala Sawit CWE Stephanus Nugroho Kristono mengatakan bahwa tenaga kerja lulusan politeknik sangat bisa diandalkan karena siap pakai. Hal tersebut ditunjang oleh kurikulum pembelajaran praktik 60 persen dan teoritis 40 persen. Adapun tenaga pengajarnya 60 persen merupakan praktisi dan 40 persen akademisi.

Dia mengatakan, tahun ini Politeknik CWE hanya akan menerima maksimal 300 orang mahasiswa baru yang akan dibuka mulai Agustus ini. Ada tiga program studi yang menjadi kebutuhan di sektor perkelapasawitan ini, yakni Program Studi Budidaya Perkebunan Kelapa Sawit, Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan Kelapa Sawit, dan Program Studi Manajemen Logistik.

"Metode pembelajarannya menjadi efektif karena telah melakukan penekanan pada praktik kerja di perkebunan kelapa sawit secara langsung. Hal ini untuk mempertajam landasan teori yang telah diperoleh siswa," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com