Saatnya "Alam Berbicara", karena Alam Tak Butuh Manusia...

Kompas.com - 08/11/2015, 12:55 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kampanye kelestarian lingkungan hidup di media sosial semakin ramai. Hal inilah yang menginspirasi hadirnya "Alam Berbicara" atau Nature is Speaking, film versi Indonesia yang berhasil menggalang dukungan untuk konservasi dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Film tersebut diluncurkan oleh Conservation International (CI) Indonesia sebagai kampenye berbasis media sosial. CI meluncurkan film ini menjelang COP 21 yang akan digelar di Paris, Perancis, 30 November-11 Desember 2015 mendatang untuk membentuk kesepakatan internasional tentang iklim yang mengikat secara hukum. 

"Pesan utama film ini adalah ajakan untuk masyarakat Indonesia mempertahankan kelestarian alam, yaitu dengan memproklamirkan bahwa alam tidak memerlukan manusia, tapi sebaliknya manusialah yang memerlukan alam," ujar Vice President CI Indonesia, Ketut Sarjana Putra, Minggu (8/11/2015).

Kampanye sosial berskala nasional ini terdiri dari berbagai kegiatan itu sudha dimulai sejak pekan lalu. Di tingkat internasional, ada delapan film pendek bertema "suara alam" yang dinarasikan oleh para selebriti internasional, antara lain Harrison Ford, Julia Roberts, Penelope Cruise serta Edward Norton.

"Kami menarasikan semua film itu dalam bahasa Indonesia, dan baru saja meluncurkan empat film yang disulihsuarakan oleh artis Indonesia antara lain Christine Hakim, Lukman Sardi, Pandji Pragiwaksono dan Najwa Shihab. Mereka, secara berturutan, berperan sebagai ibu pertiwi, Samudra, hutan dan air," kata Ketut.

Rencananya, kedua film versi Indonesia dan internasional itu akan ditayangkan di stasiun televisi nasional dan disebarluaskan melalui berbagai platform media sosial, antara lain Facebook dan Youtube, Twitter serta Instagram.

"Hutan dan lautan kami adalah sumber kehidupan dan jika keduanya dipelihara dengan baik, kita dapat mengurangi dampak perubahan iklim global. Indonesia perlu mengadopsi jalur-jalur pembangunan berkelanjutan yang inovatif dan mulai menghargai serta melindungi alam," ujar Ketut.

Namun, Ketut mengakui, perubahan seperti itu butuh waktu. Langkah awal yang dilakukan pihaknya saat ini adalah meningkatkan kesadaran mengenai isu-isu lingkungan di Indonesia.

"Dan kami berharap Alam Berbicara ini dapat mencapainya," ujarnya.

Data Forest Watch Indonesia 2011 memaparkan, sebanyak 1,5 juta hektar hutan dirusak setiap tahunnya. Sementara itu, 95 persen terumbu karang juga sudah terancam punah.

"Situasi ini bisa menjadi lebih buruk bila kita semua tidak bertindak sekarang. Kita bertanggung jawab akan kerusakan dan eksploitasi alam yang berlebihan. Kita perlu komitmen masyarakat untuk melestarikan alam demi mencapai kesejahteraan manusia," ucap Ketut.

Tak berlebihan kampanye itu perlu digalakkan, lanjut Ketut, karena dengan total luas wilayah hutan sebesar 88.5 juta hektar (FWI 2011) dan 77 daerah perlindungan laut yang meliputi 15,7 juta hektar wilayah, Indonesia adalah rumah bagi 250 juta manusia dan lebih dari 4,000 spesies flora dan fauna yang tak terhitung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau