Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GP Anshor Temukan Buku TK Berisi Kata Bom, Jihad, Sabotase, hingga Gegana

Kompas.com - 20/01/2016, 14:30 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) menerima laporan dari kadernya di daerah tentang adanya buku pelajaran Taman Kanak-Kanak yang materi ajarnya dianggap tidak tepat untuk anak-anak.

Beberapa substansi buku yang ditemukan di salah satu TK di daerah Depok, Jawa Barat, tersebut dianggap bisa menumbuhkan benih radikalisme.

Wakil Ketua Umum GP Ansor, Benny Ramdhani mengatakan, hal itu ditemukan dalam buku Metoda Belajar Membaca Praktis dengan judul "Anak Islam Suka Membaca".

"Kita menemukan ada upaya pihak-pihak tertentu yang senantiasa menggunakan media sekolah untuk menyebarkan benih radikalisme di tengah masyarakat kita," ujar Benny dalam konferensi pers di Kantor GP Ansor Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (20/1/2016).

Benny menjelaskan, buku itu pertama kali dicetak pada 1999 dan pada November 2015 telah mencapai cetakan ke-167. Buku tersebut terdiri dari lima jilid.

Sedikitnya, GP Ansor menemukan ada 32 kalimat dalam lima buku tersebut yang dianggap mengarah pada radikalisme.

Beberapa di antaranya adalah "Gegana Ada Dimana", "Bahaya Sabotase", "Cari Lokasi Di Kota Bekasi", "Gelora Hati Ke Saudi", "Bom", "Sahid Di Medan Jihad", hingga "Selesai Raih Bantai Kiai".

"Kata-kata yang dimaksud tidak tepat untuk menjadi bagian dari metoda belajar kepada usia TK. Kata-kata ini cenderung menumbuhkan benih-benih radikalisme," kata Benny.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal GP Ansor, Adung A. Rochman mengungkapkan, dari hasil riset dan konfirmasi yang dilakukannya, penulis buku tersebut berinisial M, diduga adalah istri dari Pimpinan Laskar Jihad Solo berinisial AS.

Ia menambahkan, sangat jelas aspek ideologi yang ditanamkan oleh penulis. Terlihat dari pilihan kata dalam buku, misalnya kata "Jihad".

"Atau dalam bahasa kita radikalisme," kata Adung.

"Ada istilah-istilah seperi 'bom'. Ini kan mestinya guru lebih selektif dalam mengajarkan kata apa yang harus mereka pelajari dan mereka ingat," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com