Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajar Asal Indonesia Harus Terbiasa Berpiyama di Selandia Baru

Kompas.com - 20/05/2016, 07:07 WIB
Irfan Maullana

Penulis


KOMPAS.com - Tidur memakai pakaian tidur atau piyama menjadi hal baru hukumnya bagi pelajar asal Indonesia yang memilih homestay di kediaman Joe Erasmus dan Belinda di Auckland, Selandia Baru. Pakai piyama seperti setengah keharusan.

Pasangan suami istri itu biasanya akan menyuruh anak-anak asuhnya untuk mengenakan piyama mulai pukul 19.00 waktu setempat. Inilah pengalaman yang dituturkan pelajar asal Papua Barat, Rani.

Rani mengaku, kendati di Tanah Air tak terbiasa berpiyama, di rumah tinggalmilik Belinda itu dia harus menyamankan dirinya untuk tidur mengenakan piyama.

"Saat itu, sesudah makan malam saya berseru, 'Anak-anak ayo kenakan piyama kalian, waktunya menyelesaikan pekerjaan rumah dan beristirahat'," kata Joe bercerita kepada Kompas.com yang mampir ke kediaman mereka di Auckland, Selandia Baru.

Tak lama, kemudian Joe merasa heran ketika melihat Rani tak mengganti pakaiannya dengan piyama.

"Saya bilang, 'Mengapa Rani? Apakah kamu tidak suka dengan piyamanya?'," ujar Joe.

Rani mengatakan, 'Tidak Joe, aku lebih suka pakaianku yang ini'," sambungnya meniru ucapan Rani.

Joe lantas mengambil kesimpulan. Dia merasa bahwa Rani tidak menyukai piyama yang pernah Belinda belikan.

"Kalau begitu besok kita pergi ke mal. Kamu boleh memilih piyama yang kamu sukai," ujarnya.

"Tapi, begitu kami tiba di mal, istriku dan Rani malah jalan-jalan, mereka windows shopping. Ada-ada saja," imbuh Joe sambil tertawa.

Belinda dan Joe memang tidak memaksa anak-anak asuh yang tinggal di homestay miliknya untuk berpiyama. Namun, satu yang pasti, Belinda tak akan mengizinkan mereka untuk menyentuh kompor gas di dalam kediaman mereka yang dibangun dari kayu mahoni.

"Anda boleh memasak dengan menggunakan kompor listrik, tapi saya tidak akan mengizinkan Anda menyentuh kompor gas milikku. Bayangkan, betapa berbahaya jika anak-anak itu menggunakan kompor gas," jelas Belinda.

Di sisi lain, sebagai orangtua asuh di Selandia Baru, pasangan asal Afrika Selatan ini sangat peduli dengan asupan gizi para pelajar Macleans College yang menetap di kediaman mereka.

"Mereka berhak mendapatkan sarapan, makan siang, dan makan malam. Semua bergizi tentunya. Tapi, jika Anda tidak berencana makan malam bersama kami, tolong kabari saya, karena saya tidak akan memasak dua kali dan tidak akan pernah ada makanan sisa yang dihangatkan kembali.

Lalu, berapa biaya yang perlu disiapkan pelajar Indonesia yang memilih homestay di Auckland?

Berdasarkan data yang kami terima dari Macleans College, biaya homestay di sana dipatok dengan harga 260 dollar NZ per minggu.

Pelajar internasional disarankan menyiapkan kocek sebesar 12.220 dollar NZ untuk menetap selama 47 minggu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com