Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Nuklir Masih "Deadlock", Belum Dimaksimalkan

Kompas.com - 15/06/2016, 16:03 WIB
M Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Potensi nuklir Indonesia di bidang kelistrikan masih deadlock dan belum maksimal dimanfaatkan ke bidang lain. Demikian dikatakan Wakil Rektor Bidang Akademik, Universitas Nasional, Prof Iskandar Fitri, menanggapi penandatanganan kerjasama Unas dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan).

"Seperti bidang pertanian, biologi, kesehatan dan teknik, kami punya semua program studi itu. Bidang-bidang itu bisa melatarbelakangi konkretnya nuklir sebagai instrumen Indonesia. Batan sendiri butuh SDM melalui kerjasama dengan perguruan tinggi, sedangkan perguruan tinggi memerlukan laboratorium yang bisa dipakai oleh mahasiswanya sehingga kerjasama terjalin saling menguntungkan," ujar Iskandar, Selasa (14/6/2016).

Iskandar mengakui sampai saat ini pemanfaatan tenaga nuklir terus masuk ke dalam berbagai aspek kehidupan. Hanya, pemanfaatannya tidak lagi hanya difokuskan pada bidang kelistrikan, tapi juga untuk bidang pertanian, biologi, kesehatan dan teknik.

"Bentuk kerjasama konkret waktu dekat adalah membuat seminar nasional tentang pemanfaatan energi nuklir. Kami juga akan siapkan workshop yang melibatkan dekan-dekan fakultas untuk memetakan kekuatan dan kebutuhan serta peluang kerjasama antara kedua belah pihak," kata Iskandar.

Sementara itu, Kepala Batan Prof Djarot S. Wisnubroto menyampaikan bahwa Batan harus selalu menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi. Kerjasama itu akan bisa saling membantu dari sisi sumberdaya, sosialisasi dan beragam kegiatannya.

"Kerjasama ini bagian dari upaya melakukan sosialisasi sumber daya. Kita juga ingin bekerjasama dengan perguruan tinggi untuk memajukan teknologi nuklir indonesia," kata Djarot. 

Kerjasama tersebut nantinya tidak hanya melibatkan dosen, namun juga mahasiswa. Rektor Universitas Nasional, Dr El Amry Bermawi Putera, mengatakan bahwa jalinan kerjasama dengan Batan akan menjadi sinergi yang strategis dan menguntungkan, terlebih karena Unas punya program studi terkait pemanfaatan nuklir.

"Kami juga ingin ikut melakukan sosialisasi nuklir ke masyarakat. Nuklir bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan karena memiliki banyak manfaat, baik di dunia kesehatan maupun di bidang pertanian," kata El Amry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com