Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senangnya... Anak Keluarga Tak Mampu Tembus Beasiswa ke China

Kompas.com - 27/06/2016, 16:58 WIB
Sri Noviyanti

Penulis


GRESIK, KOMPAS.com
- Lahir dari keluarga tidak mampu, terbukti bukan alasan untuk jauh dari prestasi dan harapan. Setidaknya berkaca dari kisah anak dari keluarga penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) di Gresik ini.

"Halo Galuh, apa kabar? Sedang musim apa di sana?" ujar Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dalam telekonferensi ke China, Sabtu (25/6/2016).

Betul, Galuh adalah anak dari keluarga penerima PKH. Khofifah pun tak menutupi rasa bangganya pada capaian Galuh ini.

Galuh, kata Khofifah, adalah contoh anak berprestasi, meski dari keluarga tidak mampu.

"Ibu dari Galuh yang tadi dihubungi adalah salah satu peserta PKH. Karena anaknya dibimbing dengan baik, anaknya bisa berhasil mendapat beasiswa ke China," tegas Khofifah.

Sebenarnya, lanjut Khofifah, masyarakat yang cerdas dan sehat adalah hasil akhir sebagai tujuan PKH. Itu semua dilakukan demi kesejahteraan masyarakat.

PKH adalah program pemberian uang tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang ditetapkan pemerintah. Nama lain program ini adalah  Bantuan Tunai Bersyarat.

Persyaratan dapat berupa kehadiran di fasilitas pendidikan—bagi keluarga dengan anak usia sekolah—ataupun fasilitas kesehatan—bagi keluarga yang memiliki anak balita atau bagi ibu hamil.

KOMPAS.com/SRI NOVIYANTI Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menggelar telekonferensi dengan Galuh, anak dari keluarga penerima bantuan Program Keluarga Harapan, yang mendapatkan beasiswa belajar ke China

“Pengguna PKH harus mengikuti sejumlah kewajiban begitu mendapat bantuan itu,” kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Kementerian Sosial, Harry Hikmat‎, yang juga mengikuti kegiatan itu.

Sebagai informasi, PKH dicairkan dalam empat tahap per tahun. Dengan pencairan bertahap itu, kata Harry, keluarga penerima punya kesempatan untuk mengatur pemanfaatannya.

“Terutama untuk keperluan pendidikan di luar biaya yang sudah digratiskan oleh sekolah atau bantuan KIP yang hanya satu kali cair,” papar Harry.

Harry memberikan contoh, dana PKH bisa dipakai untuk membeli buku tulis, seragam, sepatu, dan peralatan lain yang tak digratiskan sekolah.

(Baca: Per Tiga Bulan Tak Pakai Meleset, Sudah Cair!)

Penggunaan dengan pemikiran yang sama, lanjut Harry, juga berlaku untuk pemanfaatan PKH di bidang untuk kesehatan. “Pelayanan kesehatan sudah ditanggung oleh pemerintah, tapi kan transportasinya (ke fasilitas kesehatan) tidak dibayar,” ujar dia.

PKH kemudian berkembang pula membantu orang-orang lanjut usia (lansia) dan penyandang disabilitas. Dasar pertimbangannya, keluarga dengan lansia dan penyandang disabilitas menanggung pengeluaran tambahan.

“(Tambahan pengeluaran itu) bisa mengurangi kesejahteraannya kalau tidak dibantu pemerintah, terutama di keluarga miskin,” ungkap Harry. Dia pun menegaskan, PKH dan program-program lain pemerintah berposisi saling mendukung dan menguatkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com