Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengan Sinergi dan Kolaborasi, Pembelajaran Digital Bisa Diterapkan

Kompas.com - 31/08/2016, 21:29 WIB
Eris Eka Jaya

Penulis

KOMPAS.com — Saat ini, kemajuan dunia teknologi tak terelakkan lagi. Era digital seakan "meresap", mau tidak mau, ke sendi-sendi kehidupan kita.

Berita media massa, pembayaran transaksi, aplikasi penunjang kerja, dan sebagainya dapat diakses dengan mudah via telepon pintar atau smartphone yang kita genggam.

Untuk dunia pendidikan, khususnya bagi sekolah, penggunaan gadget (gawai) di kalangan pendidik ataupun siswa tentu semakin mudah dilihat. Penyesuaian untuk penerapannya, agar fungsinya positif, pun perlu persiapan yang baik dan matang.

Oleh karena itu, untuk menghadapi laju era digital yang kian deras, Penerbit Grasindo, Pesona Edu, dan Samsung berkolaborasi menyelenggarakan "Seminar Mempersiapkan Sekolah Memasuki Era Pembelajaran Digital" yang diadakan di Bentara Budaya Jakarta (BBJ), Rabu (31/8/2016).

Acara seminar ini dihadiri oleh Marketing Manager Kompas Gramedia Agustinus Harsono, Manager Education and Government Samsung Indonesia Banu Afwan Pribadi, Chief Marketing Officer Pesona Edu, Ira Anindita, dan Waka Kurikulum SD Yos Sudarso Batam Didiek Dwi A.

Dalam pemaparannya, Harsono mengatakan bahwa barang digital, termasuk buku digital, berkembang dengan cepat. Oleh karena itu, hal-hal pokok dalam pembelajaran sebaiknya dibuat menjadi digital.

"Barang digital, termasuk buku digital, itu perkembangannya sangat cepat dan nyaris tidak dapat diikuti oleh dunia pendidikan. Hal-hal yang pokok harus dibuat menjadi digital, bukan pengayaan lagi," kata Harsono.

"Buku pokok dibuat menjadi digital. Dengan demikian, siswa bisa belajar dengan memakai tablet karena semua ada situ. Dengan catatan, safety (keselamatan dan keamanan) menjadi kunci," ujarnya.

Adapun yang menjadi pilot project penerapan sekolah digital ini ialah SD Yos Sudarso Batam, Kepulauan Riau, dan SD Santa Theresia I Pangkal Pinang, Bangka Belitung, yang berada di bawah naungan Yayasan Tunas Karya.

Didiek mengatakan, penerapan pembelajaran digital ini membutuhkan persiapan dan sosialisasi yang matang.

"Sekolah mulai menerapkan pembelajaran digital mulai tahun ajaran sekarang, 2016-2017. Kami memulainya dari jenjang kelas IV. Sebelumnya, kami melakukan sosialisasi, baik kepada orangtua siswa maupun guru-guru," ujar Didiek.

"Selain itu, kami melakukan psikotes terhadap siswa untuk mengetahui kondisi emosi dan intelektual dari siswa agar bisa mengikuti kelas media digital. Tak lupa, pelatihan terhadap guru pun dilakukan. Sejauh ini, respons orangtua dan siswa cukup antusias," katanya.

Media pendukung

Dalam praktiknya, untuk pembelajaran digital ini, media yang digunakan ialah tablet. Tablet ini pun telah diatur atau di-setting sedemikian rupa sehingga aman digunakan oleh siswa.

"Dalam penerapan penggunaan tablet, ada geofencing area dan time based. Untuk geofencing area, ketika siswa keluar sekolah, device tabletnya akan terblokir. Jika tablet hilang pun, itu akan terblokir, tidak bisa digunakan. Intinya alat itu akan jadi barang rongsokan," kata Banu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com