Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasanudin Abdurakhman
Doktor Fisika Terapan

Doktor di bidang fisika terapan dari Tohoku University, Jepang. Pernah bekerja sebagai peneliti di dua universitas di Jepang, kini bekerja sebagai General Manager for Business Development di sebuah perusahaan Jepang di Jakarta.

Mahasiswa, Bagaimana Mengatur Waktu?

Kompas.com - 08/09/2016, 13:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Dalam setiap kuliah saya kepada mahasiswa dengan tema mempersiapkan diri memasuki dunia kerja selalu muncul 2 pertanyaan yang sebenarnya substansinya sama.

Bagaimana cara mengatur waktu dengan disiplin? Bagaimana menghindari pengaruh lingkungan yang membuat kita tidak disiplin mengelola waktu?

Coba perhatikan kehidupan mahasiswa. Untuk apa waktu yang paling banyak dihabiskan? Mahasiswa yang mengambil 20 SKS mata kuliah masih mempunyai sekitar 20 jam waktu tersisa, bila asumsinya waktu efektif adalah 40 jam seminggu.

Dengan asumsi itu artinya pagi sebelum jam 8 dan sore hingga malam di atas jam 5 tidak dihitung sebagai waktu efektif. Juga akhir pekan, belum ditambahkan.

Katakanlah waktu efektifnya adalah 40 jam seminggu seperti orang bekerja. Lalu bagaimana sisa waktu 20 jam lagi dihabiskan? Mahasiswa pembaca tulisan ini bisa menghitung ulang.

Dugaan saya sebagian besar waktu itu habis dipakai untuk nongkrong, ngobrol, chatting, atau main game. Sangat sedikit mahasiswa yang mengisi waktu di sela kuliahnya dengan membaca, berdiskusi, berlatih bahasa Inggris, atau menulis.

Ketika saya ingatkan tentang rentang skill yang mereka butuhkan untuk memasuki dunia kerja, termasuk di dalamnya kemampuan bahasa Inggris, hampir semua mahasiswa terpana.

Bahkan mahasiswa yang sudah kuliah separo jalan di semester 6 atau 7 masih belum yakin soal skill yang sudah mereka miliki. Bahasa Inggris mereka masih tergagap-gagap. Kemudian mereka panik. Selama ini aku ngapain aja?

Lalu mereka sadar betapa banyak waktu telah terbuang. Aku selama ini sudah menyia-nyiakan waktu. Tapi bagaimana cara agar bisa mengatur waktu dengan disiplin?

Dalam usaha memikirkan pengaturan waktu dengan disiplin itu mereka sadar bahwa pengaruh teman membuat mereka sulit disiplin. Ajakan untuk nongkrong dan ngobrol begitu sulit dihindari. Bagaimana menghindarinya?

Bagaimana solusinya? Saya selalu bilang, punyalah mimpi. Punyalah tujuan. Ini sebenarnya pesan utama pada setiap kuliah saya.

Tetapkan tujuan, mau jadi apa, mau kerja apa setelah lulus kelak. Ingatkan diri sendiri bahwa kuliah harus diakhiri, dan setelah itu kita harus bekerja.

Setelah menetapkan tujuan, susunlah rencana terjangka untuk mencapainya. Itu dimulai dengan mengumpulkan informasi soal skill yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu.

Misalnya seorang mahasiswa yang ingin menjadi instrument engineer harus tahu skill dan kualifikasi apa saja yang diperlukan seorang instrument engineer. Demikian pula bagi yang ingin menjadi diplomat, wartawan, atau pengusaha.

Lalu susunlah rencana untuk mengumpulkan skill itu dalam format rencana tahunan, per semester, bulanan, mingguan, dan harian. Kemudian lakukan mekanisme PDCA, plan-do-check-action terhadap rencana itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com