Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ignatius Haryanto

Peneliti media, pengajar di Universitas Multimedia Nusantara, Serpong

"Buku Sebanyak Ini Sudah Dibaca Semua?"

Kompas.com - 28/09/2016, 13:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnu Nugroho

Sebagian besar orang yang pernah datang ke rumah saya, akan bertanya hal demikian. Karena sudah terlalu sering ditanya, saya pun punya jawaban standar atas pertanyaan ini.

Biar kelihatan agak intelektual dan semacam pengajar, maka saya pun memiliki banyak buku. Saya tak pernah serius menghitung jumlah buku yang saya miliki. Tetapi taksiran kasar saya, jika koleksi buku saya dan istri saya digabung, kalau 7.000 judul sih adalah.

Nah kembali pada pertanyaan di atas, jawaban yang sudah saya siapkan sebagai template itu begini:

Pertama, saya ingin membedakan antara “membeli buku” dan “membaca buku”. Buku untuk saya bukan sekedar hobi, tapi itu merupakan bagian dari pekerjaan. Pekerjaan saya yang berurusan dengan soal meneliti, mengajar, membutuhkan referensi untuk membuat saya tetap “apdet” dengan perkembangan banyak hal.

Ya, saya memang punya minat pada banyak hal: soal sejarah, dunia pers, media (mulai dari sejarahnya, kajian, analisa/studi kondisi terkini, biografi para tokoh penting), politik, sosial, budaya, filsafat, biografi para tokoh, dan lain-lain. Saya mencoba mengumpulkan buku-buku yang saya rasa penting untuk bidang yang saya minati tersebut.

Soal membeli buku dan membaca buku itu saya bedakan betul, karena bukan sekali dua, saya punya pengalaman “menunda pembelian buku” yang kemudian saya sesali karena beberapa minggu kemudian, buku yang saya incar sudah hilang dari rak di toko buku.

Entah karena laku keras atau malah tidak laku, sehingga cepat ditarik dari rak buku. Saya sih lebih percaya yang terakhir, karena itu pengalaman atas buku tulisan saya sendiri... Eaa jadi curcol.

Kedua, di Jakarta ini, atau di Indonesia kalau secara umum, kita tak banyak memiliki perpustakaan yang bagus, yang lengkap, dengan jadwal kunjung yang bersahabat (banyak perpustakaan tutup seperti kantor lain tutup.

Kalau saja ada perpustakaan yang cukup bagus koleksinya dan menampung minat saya yang ke mana-mana, mungkin saya pun tak terdorong untuk mengoleksi buku sebanyak ini.

Saya ingat cerita tentang bagaimana penulis besar di Inggris tak perlu memiliki banyak buku pribadi karena ia cukup pergi ke British Library yang punya koleksi sangat mencengangkan dan penulis tersebut menulis opus magnum-nya dari koleksi di perpustakaan tersebut.

Saya jadi teringat penulis Jorge Louis Borges yang pernah mengatakan: “I have always imagined that Paradise will be a kind of library”.

Ketiga, saya akan pura-pura jadi seorang yang terpelajar dengan mengatakan: “Buku akan mudah diserap jika membacanya dengan suatu niatan tertentu, dengan suatu pertanyaan yang hendak kita carikan jawabannya dari buku tersebut.”

Saya rasa ini betul, bahwa jika kita memiliki suatu pertanyaan yang hendak kita cari, maka kita akan segera mengejar jawaban itu secara cermat, dan terkadang kita bisa melepaskan bab-bab lainnya, namun kita perlu memahami apa konteks besar yang menghasilkan buku tersebut.

Empat tipe membaca

Membaca untuk saya ada beberapa macam: a) membaca sekedar browsing; b) membaca untuk hiburan (seperti membaca novel, komik) alias membunuh waktu; c) membaca karena rutin (membaca koran, membaca situs tertentu untuk mengetahui perkembangan aktual; dan d) membaca karena memang sedang mencari jawaban dari suatu pertanyaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com