Tidak Ada Anak Bodoh, Dia Akan Berprestasi jika Punya Motivasi untuk Jadi Hebat

Kompas.com - 08/10/2016, 15:53 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak ada anak bodoh di dunia ini. Yang ada hanyalah hanya anak yang tidak mendapat kesempatan dan motivasi untuk menjadi hebat.

Demikian disampaikan oleh pelatih sekaligus pemimpin Tim Olimliade Fisika Indonesia (TOFI), Yohanes Surya saat menjadi pembicara dalam segmen "Berbagi Iptek" dalam acara Kompasianival di gedung Smesco, Jakarta, Sabtu (8/10/2016).

Menurut Surya, keberhasilan anak dalam bidang sains tergantung pada metode pengajaran yang benar dan motivasi yang hebat.

Hal yang terakhir merupakan kunci dari keberhasilan itu. Dengan cara itu, anak didik tidak merasa terpaksa mempelajari ilmu sains dan fisika dan berkemauan mencetak prestasi.

"Simpel saja. Biasanya saya ajak ngomong, maunya apa ke depannya," ujar fisikawan tersebut dalam pemaparannya.

Kepada para anak didiknya, Surya mengatakan bahwa dunia di masa depan akan dikuasai oleh teknologi. Saat ini saja, sudah ada beberapa temuan tentang penggunaan robot dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam industri, misalnya, penggunaan robot dan mesin otomatis sudah menjadi hal biasa. Ada juga temuan robot yang bisa berbicara, yang bisa menyetir, hingga pelayan rumah tangga.

"Saya tantang mereka, teknologi begini, kalian mau belajar atau tidak? Makanya, jadi juara olimpiade. Lalu mereka jadi semangat. Ini jadi motivasi mereka," kata dia.

Mantan Rektor Universitas Multimedia Nusantara (UMN) itu menyatakan, setelah anak termotivasi, materi apa pun yang diberikan kepada mereka bisa masuk dengan baik karena adanya kemauan tinggi.

Belajar siang dan malam pun dilakukan sehingga mereka bisa menuai hasilnya.

Surya telah membuktikan hal itu dengan membawa para anak didiknya menyabet 54 medali emas, 33 medali perak, dan 42 medali perunggu dalam berbagai kompetisi sains atau fisika Internasional.

Pada 2006, siswa binaannya bernama Jonathan Pradana Mailoa berhasil meraih predikat "The Absolute Winner" dalam International Physics Olympiad (IPhO) XXXVII di Singapura.

"Waktu tahun 2006, ada 80 negara. Kita yang pertama. Yang paling sulit lawannya adalah China," kata pendiri Surya University tersebut.

Motivasi dan metode yang baik adalah kunci kesuksesannya mendidik siswa binaannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau