Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/10/2016, 20:10 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis


KOMPAS.com – Saldo tabungan hanya cukup untuk membiayai sebagian kebutuhan kuliah ke luar negeri. Permintaan bantuan dana ke lembaga pemberi beasiswa juga belum disetujui.

Padahal, bukti penerimaan dari perguruan tinggi impian sudah di tangan. Gimana dong?

Jangan berkecil hati dulu. Diterima di universitas luar negeri saja sudah merupakan satu langkah besar. 

Bukan berarti menyepelekan soal duit. Namun, perkara pendanaan sebenarnya bisa diusahakan asal cerdik berstrategi.

Salah satu cara yang bisa dipakai adalah memanfaatkan beasiswa dari perguruan tinggi bersangkutan. Universitas luar negeri kerap punya program bantuan pendanaan untuk mahasiswanya.

Jika pelamar sudah resmi diterima, kesempatan untuk mendaftar program beasiswa dari universitas pun terbuka lebar. Cara ini sudah dicoba Nadia Rachma Pratiwi, salah satu mahasiswa Saxion University of Applied Sciences, Belanda.

Nadia langsung mendaftar ke salah satu program beasiswa setelah diterima sebagai mahasiswa program sarjana jurusan International Finance and Accounting.

"Kampus menggunakan prinsip first come first serve dan jumlah beasiswa yang diberikan terbatas," kata Nadia dihubungi Kompas.com, Rabu (12/10/2016).

Persyaratannya pun tak rumit. Mahasiswa yang lolos seleksi masuk perguruan tinggi otomatis dianggap memenuhi kualifikasi sebagai penerima beasiswa. Namun, karena sistemnya 'siapa cepat dia dapat', mahasiswa harus buru-buru mendaftarkan diri.

THINKSTOCKPHOTOS Cermatlah ketika mengisi lembaran formulir pendaftaran beasiswa.

Perlu diketahui, mahasiswa wajib membaca informasi detail terkait bantuan pendanaan tersebut. Sering kali pihak universitas punya batas periode pemberian dana. Beasiswa yang Nadia dapatkan pun berlaku untuk satu tahun akademik saja.

"Jika ingin mendapatkan beasiswa lagi untuk tahun-tahun berikutnya, saya harus mendaftar ulang ke program beasiswanya. Tapi alhamdulillah, saya tetap mendapatkan bantuan sampai sekarang (semester 7)," ungkapnya.

Catatannya, lanjut Nadia, persyaratan mendaftar ulang untuk kembali mendapatkan beasiswa justru lebih ketat dibanding sebelumnya. Mahasiswa harus mengumpulkan 54 European Credit Transfer System (ECTS) dalam satu tahun.

ECTS adalah sejenis sistem kredit kuliah di Eropa, mirip seperti Sistem Kredit Semester (SKS) di Indonesia.

Lalu, bagaimana kalau mahasiswa tidak mampu memenuhi syarat di atas? Nadia sempat menyebutkan opsi lain, yaitu menyerahkan surat keterangan kepada pengurus beasiswa di perguruan tinggi.

"Jelaskan (dalam surat) alasan mengapa tidak dapat memenuhi kredit minimal dan setelah itu diserahkan ke kantor beasiswa untuk diputuskan apakah mahasiswa tersebut dapat menerima beasiswa atau tidak," tuturnya.

THINKSTOCKPHOTOS Carilah informasi sebanyak-banyaknya. Kontak kawan atau alumni yang pernah kuliah di universitas sama.

Langkah di atas pernah pula dicoba Nadia karena kreditnya sempat tidak mencukupi kriteria minimal. Dia bahkan mengajukan banding sampai ke kantor imigrasi hingga permohonan melanjutkan beasiswa disetujui.

Meski demikian, calon mahasiswa yang berniat mengikuti jejak Nadia patut berhitung. Beasiswa dari universitas umumnya hanya berupa potongan biaya kuliah. Itu pun belum tentu tuntas sampai bisa kuliah gratis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com