SEMARANG, KOMPAS.com - Sebanyak 525 mahasiswa dari 90 perguruan tinggi di 34 provinsi mendapatkan beasiswa Djarum Beasiswa Plus. Tahun ini merupakan tahun 32 Djarum Foundation memberikan program beasiswa tersebut.
Direktur Program Bakti Pendidikan Djarum Foundation Primadi H. Serad mengatakan tahun ini terjadi peningkatan jumlah penerima beasiswa dibandingkan tahun lalu yang hanya mencapai 522 mahasiswa dari 86 perguruan tinggi. Sejak digulirkan pada 1984, jumlah total penerima beasiswa tersebut sampai saat ini sudah mencapai 9.850 orang.
"Animonya masih sangat tinggi. Tahun ini jumlah pendaftarnya 18.607 mahasiswa dan yang diterima 525 mahasiswa," ujar Primadi usai pergelaran "Gema Bumi Palapa" yang melibatkan ratusan penerima Beswan Djarum, Selasa (15/11/2016).
Primadi mengatakan, masyarakat tak perlu melihat jumlah atau nilai bantuan pendidikan yang diberikan lewat program ini. Hal lebih penting yang bisa didapatkan mahasiswa lewat program beasiswa ini adalah peningkatan soft skills mereka.
"Yang membedakannya memang pada pembangunan kapasitas diri para mahasiswa, mulai wawasan kebangsaan, kepemimpinan, wawasan internasional dan sebagainya yang kami ramu dalam program berkesinambungan," kata Primadi.
Untuk bisa mengikuti program beasiswa ini, para mahasiswa harus melewati berbagai tahapan seleksi. Selain harus memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di atas 3,00 pada akhir semester IV, peserta harus mengikuti serangkaian tes meliputi; seleksi administrasi, tes tulis, uji kinerja berkelompok, serta wawancara.
"Yang tidak kalah penting, mereka tidak hanya memiliki prestasi akademis, namun juga harus aktif berorganisasi. Di sini IPK 4 tidak akan ada artinya kalau tidak berorganisasi dan tak punya jiwa sosial dan kebangsaan," ujarnya.
Salah satu penerima beasiswa, Roosna Sari Maulidina, mahasiswi tingkat dua Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, mengaku sejak awal niatnya mengikuti seleksi beasiswa ini adalah kebutuhan penempaan soft skills. Roosna mengaku pembangunan kapasitas dirinya sangat dibutuhkan sebelum kelak terjun sebagai ke masyarakat sebagai seorang pendidik.
"Saya aktif di senat mahasiswa dan bersyukur bisa lolos seleksi ini. Saya pikir, yang dibutuhkan ke depan buat saya itu adalah bagaimana saya lebih percaya diri, mandiri dan bisa dinamis mengikuti perubahan untuk berbagi ilmu dengan orang lain. Pelatihan soft skills inilah yang saya butuhkan," kata Roosna.
Aziz Saputra, mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Nasional Jakarta, juga mengaku demikian. Awalnya, Aziz mengaku dirinya adalah pribadi yang "cuek", bahkan apatis terhadap sekitar.
"Di sini saya ditempa untuk punya rasa kebersamaan dan kepedulian dengan lingkungan sekitar. Saya jadi lebih mengenal diri saya sendiri. Ternyata inilah yang saya butuhkan," ujar Aziz.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.