Digelar Pekan Depan, Nyanyian Indonesia Ingin Rajut Kebhinekaan

Kompas.com - 19/10/2017, 17:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Yayasan Cipta Asa Nusantara didukung oleh Cipta Olah Persada (COP) akan menggelar Nyanyian Indonesia, pertunjukkan pergelaran seni tari dan lagu-lagu daerah. Melibatkan ratusan mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai daerah di Indonesia, pergelaran akan dilaksanakan Selasa (24/10/2017), Pukul 12.30, pekan depan di Sentul International Convention Center (SICC) Sentul City, Bogor.

Pada pergelaran ini COP sendiri bertindak sebagai penggerak dan pelatih nyanyi serta tarian budaya Indonesia yang telah berdiri hampir 30 tahun lamanya. Namun, COP bukanlah sanggar seni tari atau seni suara.

"Ini kumpulan para mahasiswa dan mahasiswi di Indonesia yang mau menyisihkan waktunya untuk mempelajari latar belakang seni budaya kita, baik itu lagu daerah maupun dan tarian adat. Sebagian besar anggota COP memang para sarjana S-1 maupun S-2 yang mau mengambil waktu khusus untuk mengabdikan dirinya menyajikan bentuk pementasan tarian dan nyanyian daerah semacam ini," ujar Yudi Latief, Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (Kepala UKP-PIP), dalam siaran pers, Kamis (19/10/2017).

Yudi mengatakan, pergelaran tersebut memang dirancang sejak awal untuk anak-anak muda agar mau mempelajari seni dan budaya Indonesia dengan menjadi pelaku seni dan  pelaku budaya secara langsung. Tujuan utamanya, lanjut dia, untuk merajut kebhinekaan di antara generasi muda.

"Kesulitan yang mereka alami saat mempelajari karya seni akan menimbulkan ketekunan dan kesabaran hingga dapat tercapai dirinya menjadi pelaku seni dan pelaku budaya secara alamiah," ucap Yudi.

Hendrik Jauhari Oratmangun dari Forum Jong Indonesia menyatakan sepakat dengan Yudi. Untuk menjawab situasi kebangsaan saat ini memang diperlukan gerakan kebangsaan yang berbasis pembangunan nilai-nilai yang telah menjadi konsensus kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, serta Bhineka Tunggal Ika dalam bingkai NKRI.

"Bahasa seni lebih efektif karena sangat bisa menjangkau kalbu dan itu (seni) akan lebih mudah tertanam dan secara alamiah akan menangkal berbagai gerakan radikal anti Pancasila, makanya harus dilakukannya secara massif. Kalau nilai-nilai kebangsaan sudah tertanam, maka paham-paham lain tidak akan ada," kata Hendrik.

Untuk itulah, demi pelaksanaan pergelaran ini COP melakukan proses penyaringan dan pelatihan dari daerah ke daerah, mulai Sabang sampai Merauke hingga mencapai jumlah keanggotaan 700 orang yang memiliki bakat dan minat di bidang seni dan tari nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau