Memahami Pancasila di "Zaman Now"...

Kompas.com - 05/02/2018, 19:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pancasila merupakan pijakan paling utama dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat. Terjaganya persatuan bangsa Indonesia hanya bisa terwujud selama Pancasila masih menjadi landasannya.

Demikian diungkapkan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mohammad Mahfud M.D dalam siaran pers diskusi "Pancasila di Zamanku" yang diselenggarakan oleh Bakti Pendidikan Djarum Foundation bekerjasama dengan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta dan Solidaritas Anak Bangsa (Sabang), di Yogyakarta, Sabtu (3/2/2018).

"Pancasila menjadi kesadaran filsafat hukum dan sumber kesadaran berbangsa dan bernegara, Pancasila itu ideologi yang mempersatukan," ujar Profesor Hukum Tata Negara di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ini.

Menurut dia, di tengah era keterbukaan informasi seperti saat ini bahaya radikalisme dan perpecahan terus mengintai generasi muda Indonesia. Minimnya pemahaman terhadap Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara, lanjut Mahfud, membuat anak muda rentan dipecah belah.

"Oleh karena itu, nilai-nilai kearifan Pancasila dipandang perlu dibumikan kembali di tengah-tengah kaum muda untuk menguatkan semangat persatuan," tambahnya.

Dialog yang dipandu wartawan senior Rosianna Silalahi tersebut diikuti tak kurang dari 1.500 mahasiswa dari delapan perguruan tinggi di Yogyakarta. Pembicara lain yang hadir adalah pemerhati sosial dan pegiat di Wahid Institute Inayah Wulandari Wahid serta vokalis band Kotak Tantri Syalindri Ichlasari atau Tantri Kotak.

Mahfud lebih lanjut juga mengingatkan kembali tentang potensi perpecahan jika generasi muda saat ini tidak lagi merefleksikan Pancasila dalam kehidupan bersosialisasi mereka sehari-hari.

"Itu (radikalisme) harus ditangkal dengan Pancasila sebagai ideologi pemersatu ikatan kita sebagai bangsa Indonesia," kata Mahfud.

Hal senada juga diucapkan Inayah Wahid. Putri bungsu Presiden Indonesia ke empat KH. Abdurrahman Wahid ini mengatakan Pancasila adalah intisari dari semua nilai-nilai kearifan yang bersifat universal sehingga sampai kapan tidak akan ketinggalan zaman, termasuk di tengah generasi milenial sekarang ini.

"Selama ada manusia dan ada kemanusiaan, Pancasila akan selalu relevan, karena Pancasila selalu bersumber dari nilai-nilai kebaikan universal sehingga akan selalu sejalan dengan agama apa pun," ujar Inayah.

Dari kalangan anak muda dan artis, Tantri Kotak mengaku melihat minimnya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila saat ini bisa membuat generasi muda semakin individualistis dan dan tidak mempunyai pegangan di tengah arus informasi global.

Oleh karena itu Tantri mengajak anak-anak muda agar terus berkarya dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila di kehidupan mereka.

"Agar semangat nasionalisme kita jangan mudah goyah," kata Tantri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

H-5 SNBP 2025 Tutup, Jangan Lupa Simpan Permanen dan Finalisasi Akun SNPMB

H-5 SNBP 2025 Tutup, Jangan Lupa Simpan Permanen dan Finalisasi Akun SNPMB

Edu
Mendiktisaintek: ASN Izin Belajar Bisa Belajar Daring dan Tetap Naik Pangkat

Mendiktisaintek: ASN Izin Belajar Bisa Belajar Daring dan Tetap Naik Pangkat

Edu
Mantan Mendikbud Muhadjir Effendy Dikukuhkan Jadi Guru Besar UM, Ini Orasinya

Mantan Mendikbud Muhadjir Effendy Dikukuhkan Jadi Guru Besar UM, Ini Orasinya

Edu
Pilihan Serangga jadi Sumber Protein Program MBG, Ini Kata Pakar Entomologi IPB

Pilihan Serangga jadi Sumber Protein Program MBG, Ini Kata Pakar Entomologi IPB

Edu
Bangkitkan Semangat Berkarya, George Harliono Tampil di BINUS SCHOOL untuk Berbagi Pengalaman di Dunia Musik Klasik

Bangkitkan Semangat Berkarya, George Harliono Tampil di BINUS SCHOOL untuk Berbagi Pengalaman di Dunia Musik Klasik

Edu
Profil Muhadjir Effendy, Wartawan Kampus yang Kini jadi Guru Besar

Profil Muhadjir Effendy, Wartawan Kampus yang Kini jadi Guru Besar

Edu
Muhadjir Effendy Dikukuhkan Jadi Guru Besar, Sebut 3 Masalah Pendidikan

Muhadjir Effendy Dikukuhkan Jadi Guru Besar, Sebut 3 Masalah Pendidikan

Edu
'Positive Education', Upaya Sekolah Seimbangkan Pendidikan Akademis dan Karakter

"Positive Education", Upaya Sekolah Seimbangkan Pendidikan Akademis dan Karakter

Edu
Pakar: Efisiensi Anggaran Ancam Pendidikan, Alokasi Sering Langgar UU

Pakar: Efisiensi Anggaran Ancam Pendidikan, Alokasi Sering Langgar UU

Edu
Kemdiktisaintek Usul Anggaran Belanja Pegawai dan Sosial Sebesar Rp 31,6 Triliun

Kemdiktisaintek Usul Anggaran Belanja Pegawai dan Sosial Sebesar Rp 31,6 Triliun

Edu
Kampus Akui Hadapi Dilema Naikkan Uang Kuliah Imbas Efisiensi Anggaran

Kampus Akui Hadapi Dilema Naikkan Uang Kuliah Imbas Efisiensi Anggaran

Edu
Muhadjir Effendy Dikukuhkan Jadi Guru Besar UM, Ini Orasi Ilmiahnya

Muhadjir Effendy Dikukuhkan Jadi Guru Besar UM, Ini Orasi Ilmiahnya

Edu
UNY Buka Prodi Desain Komunikasi Visual, Ini Kuotanya di SNBP-SNBT 2025

UNY Buka Prodi Desain Komunikasi Visual, Ini Kuotanya di SNBP-SNBT 2025

Edu
2.155 Siswa Hadiri Pameran Pendidikan UNJ Tahun 2025

2.155 Siswa Hadiri Pameran Pendidikan UNJ Tahun 2025

Edu
Mendikdasmen: Pemerintah Hanya Akan Biayai 400.000 Guru Ikut PPG di 2025

Mendikdasmen: Pemerintah Hanya Akan Biayai 400.000 Guru Ikut PPG di 2025

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau