Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencontoh Singapura untuk Melibatkan Industri dalam Kurikulum

Kompas.com - 02/03/2018, 10:57 WIB
M Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendidikan di perguruan tinggi yang menanamkan kultur pendidikan internasional tidak cukup hanya bertumpu pada kecakapan akademik, tapi sangat memberi penekanan pada pengembangan keterampilan anak didik.

Sebuah pendidikan tinggi harus bisa merancang bermacam program yang akan dibutuhkan lulusannya, selain juga menggandeng kemitraan dengan dunia industri, serta bisa menjadi wadah bagi mahasiswanya untuk memiliki keterampilan siap pakai untuk kebutuhan industri.

Hal itulah yang ditekankan Dr R Theyvendran, Sekretaris Jenderal The Management Development Institute of Singapore (MDIS), dalam siaran pers open house Development Institute of Singapore (MDIS) yang akan digelar di Kampus MDIS di Singapura, Sabtu (3/3/2018) pekan ini.

"Kerjasama dengan industri itu dimulai dari pembuatan kurikulum yang juga melibatkan industri, pengajarnya ada dari perwakilan industri, kesiapan industri untuk menerima magang, dan banyak lagi. Terkait ini, tantangan utama perguruan tinggi adalah bisa mengintegrasikan pengetahuan umum dengan keterampilan dan kompetensi industri yang relevan, yang dibutuhkan," ujarnya.

Beberapa berbagai program juga dibuat sesuai dengan tren yang populer, misalnya di bidang masak-memasak, keterampilan singkat di bidang fashion), dan lainnya. Terakhir, pada Mei 2017 lalu, MDIS yang sudah meluncurkan 22 program baru berbasis keterampilan siap kerja itu, juga membuka sekolah keperawatan. Program baru ini dibuat khusus berkolaborasi dengan Edinburgh Napier University.

Sebagai universitas tertua di Singapura, sampai saat ini MDIS memiliki lebih dari 12.000 mahasiswa di kampusnya di Singapura, Malaysia, India dan Uzbeistan. Untuk itu, lanjut Theyvendran, kampus ini harus menjadi tempat interaksi budaya, yang bukan hanya terjadi antara mahasiswa lokal dan internasional, tapi juga dosen-dosennya. 

Theyvendran mengatakan, hal itu bisa dibuktikan pada kegiatan tahunan open house yang digelar tiap Maret  dalam rangka menerima calon siswa dan para orang tua untuk mengenal lebih jauh kampus tersebut. Bersama-sama staf dan dosen, para mahasiswa memberikan sambutan lewat bermacam pertunjukkan yang dikemas sebagai ajang pertukaran budaya antarsiswa berbagai negara di kampus itu, mulai karnaval, permainan dan lain-lainnya.

Mahasiswa dari fakultas bisnis (business school), teknik, fashion dan design (School of Fashion & Design), dan fakultas-fakultas lainnya akan hadir di situ, termasuk perwakilan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).

"Kami ingin memperlihatkan bahwa konsep wirausaha bisa kami terapkan selaras dengan proses akademik," kata Theyvendran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com