Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Masalah Anak Menjadi Masalah Orangtua

Kompas.com - 01/05/2018, 13:03 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Seorang pria terekam menendang seorang bocah laki-laki di suatu mal kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (25/4/2018). Dalam rekaman CCTV yang beredar, si ayah terlihat menendang ayunan yang dimainkan seorang bocah setelah ayunan tersebut mengenai putrinya. 

Adu argumen sempat terjadi antara si ayah dengan ibu bocah laki-laki yang bermain ayunan. Mereka saling beradu argumen hebat membela anak masing-masing. Mereka langsung dilerai pihak keamanan dan dibawa ke kantor manajemen mal untuk menyelesaikan kasus tersebut.

Dihubungi Kompas.com, Kepala Sekolah Preschool Mutiara Harapan Islamic School Nukiandari S.Pd. menyampaikan hal tersebut tidak akan terjadi bila kedua orangtua dari kedua belah pihak melakukan pengawasan preventif  mencegah kejadian tersebut.

"Anak di bawah 10 tahun wajib ditemani orang dewasa pada saat bermain. Apalagi di tempat umum seperti mall," ungkap Nuki.

Hal ini untuk memastikan anak selalu aman. Aman dari sisi permainannya maupun aman dari sisi lingkungan. Misal ancaman dari orang yang bermaksud jahat, tambahnya.

"Tanpa menunjuk benar dan salah, pada kasus ini anak yang sedang bermain ayunan belum paham bahwa permainannya bisa membahayakan orang lain terbukti setelah 'menabrak' anak lain dia tidak berusaha berhenti bermain," jelas Nuki.

Di sinilah peran orangtua terhadap anak dibutuhkan. Tidak saja memastikan permainan tersebut aman bagi anaknya namun juga memastikan bahwa permainan itu tidak membahayakan teman atau anak lainnya.

"Kedua anak ini bermain dengan pengawasan yang minim. Kalau ada orang dewasa yang menemani pastinya kondisi ini tidak terjadi," katanya.

Kita tidak bisa mengharapkan anak seusia itu untuk bertanggunjawab mengontrol tindakannya. Di sinilah peran orangtua yang lebih dewasa untuk bisa mengontrol situasi atau keadaan yang ada, tegas Nuki.

Tindakan ayah korban, tambahnya, adalah tindakan spontan yang dilakukan orang tua pada saat melihat keselamatan anaknya terancam. Hanya saja caranya kurang pas, Nuki menyayangkan.

"Ayah korban bisa menghentikan ayunan dan bicara baik-baik pada anak yang sedang bermain bahwa permainannya bisa membahayakan orang lain," katanya.

Cobalah untuk mencari orang tua si anak dan sampaikan kejadiannya secara baik-baik. Bisa jadi, orangtua anak yang bermain ayunan tidak mengetahui.

Di sekolah, anak dibiasakan mencari solusi sendiri atas permasalahan dengan cara berdiskusi antar siswa dibantu guru. Guru atau orang dewasa hanya sebagai fasilitator bukan orang dewasa yang menentukan solusi dan anak hanya mengikuti.

"Yang pasti orang tua harus sabar dan tahan emosi agar tidak jadi masalah orangtua yang lebih rumit," pesan Nuki menutup penjelasannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com