Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Program Keahlian Ganda Jalan untuk Sukseskan Revitalisasi SMK

Kompas.com - 05/05/2018, 09:03 WIB
Kurniasih Budi

Editor


KOMPAS.com - Program Keahlian Ganda merupakan salah satu program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan  (Kemendikbud)  dalam rangka melaksanakan program nasional revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Hal itu sesuai dengan Instruksi Presiden  (Inpres) No. 9 Tahun 2016 tentang “Revitalisasi SMK Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing SDM Indonesia.” 

Di dalam Inpres tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memerintahkan untuk meningkatkan jumlah dan kompetensi tenaga pendidik.

Agenda meningkatkan kompetensi dan jumlah tenaga pendidik sangat relevan untuk segera dilaksanakan mengingat jumlah guru produktif di SMK masih sangat kurang.

(Baca: Program Guru Keahlian Ganda Atasi Kekurangan Guru Produktif)

Berdasarkan data Kemendikbud, pada 2016 diperlukan 335.821 guru produktif.

Saat itu, guru produktif di SMK  hanya berjumlah 100.552, yang terdiri dari adalah 40.098 orang guru berstatus PNS dan 60.482 orang guru bukan PNS.

Dengan demikian, kekurangan guru produktif di SMK sejumlah 235.269 orang. Kekurangan ini tersebar pada semua kompetensi keahlian.  

Dari jumlah guru produktif  tersebut, sangat minim yang memiliki sertifikat kompetensi keahlian.

(Baca: Jumlah Guru Produktif di SMK Meningkat)

Masalah ini perlu segera dipecahkan mengingat arah orientasi program nasional revitalisasi SMK adalah mencetak lulusan yang memiliki ijazah dan sertifikat kompetensi keahlian.

Maka dari itu, guru produktif SMK harus pula mempunyai sertifikat kompetensi keahlian. Untuk mengatasi persoalan itu, Kemendikbud melaksanakan Program Keahlian Ganda.

Program tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan guru produktif dalam waktu singkat dengan cara  memanfaatkan kelebihan guru normatif adaptif di SMA dan SMK.  

Sekretaris Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan, E. Nurzaman, mengatakan para guru normatif dan adaptif diberi tawaran untuk mengikuti program itu.

“Pelatihannya berlangsung selama setahun dan mereka wajib tinggal di asrama,” katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com