Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Mengapa Usia 7 Tahun Tepat Masuk SD

Kompas.com - 20/07/2018, 23:24 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Usia 7 tahun, atau minimal 6 tahun, merupakan usia tepat anak masuk jenjang Sekolah Dasar.

Selain kemampuan intelektual, kesiapan mental anak juga harus dipertimbangkan dalam aktivitas kegiatan belajar di SD. Itu yang menjadi dasar pertimbangan peraturan 7 tahun masuk SD.

Banyak orangtua protes pada Panitia Penerimaan Siswa Baru (PPDB) karena anak tidak bisa diterima di SD dengan alasan usia kurang dari 7 tahun. Alasan orangtua, merasa anak sudah mampu baca tulis dan berhitung.

Tetapi apakah secara mental atau psikologis anak sudah siap?

Pada usia 5-6 tahun masih dalam tahap mengembangkan keterampilan sosial dan motorik atau gerak. Sedangkan untuk mulai belajar di kelas 1 SD anak harus sudah bisa serius mengikuti pelajaran dalam waktu cukup lama dan dalam ruang yang terbatas.

Dikutip dari Sahabat Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ini 4 alasan mengapa usia masuk SD ditetapkan 7 tahun minimal 6 tahun:

1. Aspek Fisik

Pada usia 7 tahun, anak dianggap paling siap secara fisik. Untuk diam di kelas sampai siang. Gerakan motorik anak sudah lebih bagus, otot dan sarafnya juga sudah terbentuk.

Untuk memegang pensil misalnya, anak sudah lebih mampu jika harus menulis sendiri tanpa bantuan orang dewasa. Sementara usia kurang dari 6 tahun terkadang belum siap, karena anak-anak usia ini masih suka bermain.

2. Aspek Psikologis

Dalam teori perkembangan, anak mulai bisa berkonsentrasi dengan baik pada usia di atas 6 tahun. Semakin bertambah usianya, kemampuan konsentrasi meningkat, semakin mampu memilah materi mana yang harus diperhatikan dan yang harus diabaikan.

Baca juga: Nah Ini Dia Jadwal Libur Tahun Ajaran 2018/2019!

 

Rentang konsentrasi untuk usia sekolah biasanya sekitar 30-45 menit.

Anak terlalu dini masuk SD umumnya masih bermasalah khususnya di kelas satu, karena ia belum siap untuk belajar berkonsentrasi.

Ia masih mengembangkan keteram­pilan geraknya. Akibatnya dia akan sulit berkonsentrasi, meskipun secara kemampuan intelektual sudah cukup mampu menyelesaikan soal-soal.

3. Aspek Kognitif  

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com