KOMPAS.com - Harapan orangtua adalah dapat memberikan terbaik untuk anak, mulai dari hal sederhana seperti membelikan sepatu hingga hal penting: pendidikan.
Bekal atau warisan pendidikan masih dianggap sebagai sebuah investasi penting yang dapat ditanamkan orangtua bagi masa depan anak. Kemapanan dan karir baik adalah buah yang diharapkan dari benih pendidikan terbaik yang diberikan orangtua kepada anak.
Survei HSBC tahun 2018 terhadap 1.000 lebih orangtua dan 100 mahasiswa menunjukan bahwa pendidikan universitas dianggap sebagai investasi bernilai tinggi.
Sebanyak 74% orangtua melihat biaya yang dikeluarkan untuk kuliah atau pendidikan akan sebanding dengan masa depan anak. Dari sisi anak 73% dari mereka meyakini bahwa dengan pendidikan tinggi, mereka akan memperoleh penghidupan yang lebih baik.
Bahkan dari hasil survei HSBC tersebut menyebutkan 60% orangtua memiliki impian dapat mengirim anak mereka untuk berkuliah di luar negeri.
Baca juga: Inflasi Pendidikan Tinggi, Berapa Biaya Kuliah 5 dan 10 Tahun Lagi?
Ada berbagai alasan mengapa orangtua berkeinginan mengirimkan anak kuliah di luar negeri; mulai dari mengasah kemampuan bahasa asing, membuat anak lebih mandiri, menambah rasa percaya diri anak atau agar anak memiliki pengalaman internasional.
Namun seringkali antara impian dan kenyataan tidak seiring sejalan...
Karin Zulkarnaen, Head of Market Management Allianz Indonesia menyampaikan salah satu sebab adalah tingginya angka inflasi di sektor pendidikan.
"Inflasi pendidikan di Indonesia sangat tinggi mencapai 15-20% bila dibanding luar negeri sekitar 3-5%," jelas Karin kepada Kompas.com. Karin memberikan gambaran untuk perbandingan biaya pendidikan di dalam dan luar negeri sebagai berikut:
Perkiraan total biaya pendidikan untuk 4 tahun dalam negeri di Universitas Indonesia (PTN) atau Universitas Pelita Harapan (PTS) dengan asumsi inflasi pendidikan 15%:
Tahun 2018
Tahun 2025
Tahun 2030
Perkiraan total biaya pendidikan untuk 4 tahun di luar negeri di Australia, Inggris dan Amerika dengan asumsi inflasi pendidikan 3%:
Tahun 2018
Tahun 2025
Tahun 2030