Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPB: Belasan Ribu Koperasi Dibubarkan, Ini Langkah Inovasinya

Kompas.com - 18/10/2018, 21:12 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Belasan ribu koperasi yang berdiri di Indonesia dibubarkan karena sudah tidak aktif lagi. Hal ini disampaikan Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FEM IPB Lukman M. Baga dalam Seminar Nasional Gebyar Koperasi bertema "Tantangan Berkoperasi di Era Digital untuk Memajukan Perekonomian Indonesia" di Kampus IPB, Minggu(14/10/2018).

Menurutnya, hal ini disebabkan karena menurunnya minat masyarakat yang terjun di bidang koperasi di era digital kian memprihatinkan. Ini merupakan bukti nyata terjadinya penurunan eksistensi koperasi di kalangan masyarakat Indonesia.

Mahasiswa memiliki kewajiban untuk membangkitkan semangat berkoperasi di era digitalisasi 4.0. Penyuluhan ke masyarakat mengenai keuntungan berkoperasi perlu dicanangkan agar masyarakat memahami manfaat berkoperasi.

Dilansir dari laman resmi IPB, Seminar ini juga bertujuan mencetak kader yang mampu memperkenalkan koperasi ke masyarakat luas.

Stigma negatif koperasi

Banyak hal yang menyebabkan penurunan minat masyarakat dalam berkoperasi. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya pengetahuan masyarakat tentang koperasi. Selain itu, munculnya oknum yang hanya memanfaatkan koperasi untuk mendapatkan fasilitas, memperburuk citra koperasi di Indonesia.

Baca juga: Ini 5 Program Studi dan Universitas dengan Jumlah Pelamar CPNS Terbanyak

 

Berita yang beredar di masyarakat tentang koperasi didominasi sisi negatifnya saja. Padahal banyak sekali keuntungan yang didapatkan ketika menjadi anggota koperasi. Sesuai dengan tujuan utama koperasi yaitu menyejahterakan anggotanya.

Lebih lanjut, Lukman mengatakan usaha mikro beromset Rp 1-3 juta per hari memiliki produktivitas tertinggi dalam koperasi. Usaha mikro memiliki produktivitas lebih tinggi dibanding usaha besar, menengah, dan kecil.

Hal tersebut menunjukkan bahwa koperasi sangat bersahabat bagi lapisan masyarakat yang berusaha di skala mikro.

Koperasi berbasis teknologi

Koperasi harus bisa mengikuti perkembangan teknologi. Generasi masa kini sangat erat berhubungan dengan kecanggihan teknologi, sehingga peran koperasi yang dikenal, cenderung konvensional tidak lagi menjadi pusat perhatian generasi masa kini.

Maka dari itu, inovasi dalam kehidupan berkoperasi di Indonesia sangat diperlukan.

“Koperasi perlu rebranding agar mampu meningkatkan eksistensinya di era digital. Berbagai bisnis online yang banyak berkembang di Indonesia umumnya hanya mensejahterakan para investor perusahaannya," jelas Lukman.

Hal ini menimbulkan kontra dari para pekerja hariannya yang tidak kunjung sejahtera. Padahal bisnis online tersebut sedang naik daun. Namun, keuntungan terbesar hanya dirasakan oleh investor bisnis tersebut.

Bisnis online dengan sistem koperasi

 

Sehingga, banyak masyarakat yang menuntut untuk membubarkan bisnis online yang tidak berkeadilan dalam membagikan keuntungan yang berhasil diperoleh,” papar Dr. Lukman.

Co Secretary ICA (International Cooperative Alliance) Asia Pasific Youth Committee and CEO InnoCircle.id, Anis Saadah menawarkan pembaharuan sistem dalam berkoperasi.

“Penanganan masalah bisnis online tersebut dapat diatasi dengan menerapkan sistem koperasi dalam membagikan keuntungan pada anggotanya dengan adil. Pembagian keuntungan dapat dibagikan secara berkeadilan sesuai dengan porsi keanggotaannya di dalam koperasi,” kata Anis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com