Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Sibuk Eskul dan Bimbel Cenderung Tidak Harmonis dengan Keluarga

Kompas.com - 20/10/2018, 21:57 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepulang sekolah memang banyak manfaatnya. Meski begitu, jangan sampai anak kewalahan dengan aktivitasnya yang segudang sehingga menomorsekiankan keluarganya.

D. Sharon Wheeler peneliti yang studi dipublikasikan dalam "Taylor and Francis Journal Sport, Education, and Society" menjelaskan risiko kebanyakan ikut ekskul akan lebih berat daripada manfaatnya jika terlalu dipaksakan.

Dikutip dari nytimes.com, penelitian tersebut dilakukan dengan mewawancara 50 keluarga dari 12 SD di Inggris bagian utara dan barat. Sekitar 88 persen dari seluruh anak mengikuti kegiatan di luar jam sekolah hingga 4-5 kali dalam seminggu, sementara 58 persen mengikuti lebih dari satu ekskul yang mulai pada malam hari.

Jumlah kegiatan dan ekspektasi orangtua

Wheeler beserta timnya menemukan bahwa anak-anak usia SD yang mengikuti ekskul dan kegiatan tambahan di luar sekolah hingga 4-5 kali dalam seminggu, bahkan hingga sampai larut malam, membuatnya mudah kelelahan dan tidak fokus sehingga jarang menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga.

Baca juga: Ini 4 Dampak Buruk Bila Menekan Anak Belajar

Suniya Luthar, seorang profesor psikologi di Columbia, berpedapat bahwa jumlah kegiatan ekskul diikuti anak bukanlah satu-satunya sumber masalah.

Masalah muncul ketika orangtua mengawasi seluruh aktivitas anak secara berlebihan dan menempatkan ekspektasi amat tinggi bagi mereka. 

Tekanan berat dan ekspektasi tinggi agar selalu sukses akademis dan non-akademis berpotensi membahayakan perkembangan anak. Lama-lama, ini juga menjauhkan anak dari interaksi dengan anggota keluarga terdekatnya karena merasa diteror dan diperlakukan bagai robot.

Mengganggu perkembangan anak

Dr. Luthar dan Polly Young Eisendrath, dua orang psikolog klinis setuju bahwa terlalu banyak mengharuskan anak melakukan berbagai kegiatan sepulang sekolah dapat memberikan masalah pada kehidupan anak.

Pasalnya, saat usia anak belum menginjak 11-12 tahun, anak sedang belajar mulai mengembangkan dirinya. Nah, mengikuti kegiatan terlalu banyak diluar batas kemampuan dapat berisiko mengganggu perkembangan alami anak.

Ibarat sebuah perangkat elektronik yang terlalu dibebankan dengan pekerjaan berat, lambat laun perangkat itu akan rusak. Begitu pula dengan kondisi anak.

Sebenarnya sah-sah saja mendaftarkan anak ikut berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler untuk mengasahnya menjadi pribadi yang lebih unggul.

Saran bagi orangtua

Yang lebih perlu ortu perhatikan adalah di mana batas wajarnya hingga tidak sampai merugikan kesehatan anak, juga hubungannya dengan orangtua. Jangan sampai anak terlalu sibuk dan kerepotan menghadiri les sampai tidak lagi mau peduli kondisi keluarga.

Sebelum memutuskan les untuk anak, baiknya selaraskan dulu keinginan dengan apa yang anak inginkan atau minati.

Jika anak tidak berminat les piano, tapi orangtua menganggapnya penting, jangan paksakan sehingga bisa menjadi bibit percekcokan di kemudian hari.

Dilansir dari laman The New York Times, Dr. Michael Thompson, seorang psikolog klinis dan penulis buku The Pressured Child, menyarankan orangtua untuk ikuti saja kemauan dan minat anak agar ia tidak merasa terpaksa dan terbebani ketika menjalaninya.

Selain itu, usakan juga untuk selalu meluangkan dan menjadwalkan waktu berkumpul keluarga yang berkualitas, setidaknya 2-3 hari sekali. Jangan sampai, anak merasa jauh dengan keluarganya akibat terlalu sibuk dengan kegiatan yang ia tekuni.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com