KOMPAS.com - Tiga mahasiswa D3 Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo berhasil menciptakan beton dari campuran limbah kertas dan batu andesit.
Tiga mahasiswa tersebut yaitu Girindra Rahman Budiarta, Fajar Indah Nur Hidayana, dan Farchan Nova Geraldine.
Mereka bertiga telah mengikuti kompetisi sebanyak dua kali. Salah satunya adalah kompetisi bertema Warmadewa High Strength Concrete di Denpasar, Bali yang dilaksanakan pada 27-28 Oktober 2018.
Beton dari campuran limbah kertas dan batu andesit ini telah diuji dan dilombakan dalam kompetisi tersebut, dan berhasil merebut posisi kedua.
Kompetisi ini diikuti oleh seluruh mahasiswa Teknik Sipil se-Indonesia yang berlomba untuk menciptakan beton ekonomis, tetapi memiliki kualitas yang tinggi.
Girindra menyampaikan, di bawah bimbingan dosen Fakultas Teknik, Dewi Handayani, mereka membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk membuat prototipe (benda uji) inovasi yang dibuat ini.
"Sekitar empat bulan. Benda uji bentuknya silinder. Diameter 15 cm, tinggi 30 cm," kata Girindra saat dihubungi Kompas.com, Selasa (6/11/2018).
Ketiga mahasiswa ini mengklaim bahwa limbah kertas dan batu andesit memiliki efek lebih kuat, dan lebih ekonomis dibanding beton biasa karena dapat menghemat biaya pembuatan sekitar 10 persen.
Kekuatan beton tersebut diuji menggunakan CTM (compresive testing machine).
"Itu nanti ada bacaan dial yang menunjukkan dalam satuan Kilo Newton (KN). Dan biasanya dikonversikan dalam satuan Mega Pascal (MPa)," ujar Girindra.
Dari bacaan dial tersebut dapat diketahui beton yang diciptakan mereka bertiga lebih kuat dari beton dengan material biasa.
"Kami menguji kuat tekan itu, benda uji kami hancurkan untuk dapat bacaan dial-nya," ucapnya.
Ini videonya:
Girindra menyampaikan, digunakannya limbah kertas dan batu andesit sebagai bahan pembuatan beton karena megandung senyawa yang diperlukan dalam penguatan beton.
"Jika dikombinasikan maka beton kita bisa menghemat pemakaian semen sekitar 5 persen - 25 persen," ujarnya.
Kertas, lanjut Girindra, mempunyai senyawa yang berguna untuk pengerasan beton, seperti kalsium oksida. Sementara, batu andesit digunakan sebagai pengganti kerikil.
Ke depannya, tim UNS ini ingin mengembangkan hasil inovasi beton agar lebih matang hingga benar-benar diterapkan dalam pembangunan berkelanjutan di masa depan.
"Ke depan rencana kami mau melakukan penelitian lanjutan untuk menyempurnakan penelitian kami dulu sebelum dipatenkan," kata Girindra.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.