Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Menristek Buka Warung di Pesta Rakyat Pintar 2018...

Kompas.com - 14/11/2018, 14:01 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Warung merupakan salah satu kearifan lokal di berbagai daerah Indonesia. Warung tidak hanya menyediakan kebutuhan sehari-hari, namun juga tempat bertemu dan berkumpulnya warga sebagai sarana komunikasi dan silaturahmi.

Perkembangan teknologi digital menggugah Harya Putra dan teman-temannya untuk mengembangkan startup bernama "Warung Pintar". Pada dasarnya, Warung Pintar merupakan warung yang menggunakan basis teknologi dalam pengelolaannya.

Hal tersebut tentu saja dapat memberikan kemudahan bagi pemilik warung serta kenyamanan bagi para pelanggannya.

1.000 "Warung Pintar"

Dalam rangka merayakan satu tahun Warung Pintar dan pencapaian 1000 warung, acara bertajuk Pesta Rakyat Pintar digelar di Teater Garuda Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Acara yang diselenggarakan pada Minggu (11/11/2018) tersebut menghadirkan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir bersama Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf dan Bupati Banyuwangi, Azwar Anas.

Pada acara tersebut, Menristekdikti bersama Kepala Bekraf dan CEO Warung Pintar secara simbolis membuka penutup gerobak Warung Pintar. Dengan prosesi "buka warung" tersebut maka secara resmi acara Pesta Rakyat Pintar pun dibuka.

Pada kesempatan tersebut, Menristekdikti, Kepala Bekraf, dan Bupati Banyuwangi ‘kongkow’ bersama di depan warung bersama salah satu CEO Warung Pintar, Harya Putra dalam perbincangan hangat.

63 ribu sarjana menganggur

Menristekdikti menyampaikan apresiasinya pada startup "Warung Pintar" karena mengaplikasikan penggunaan teknologi untuk membangun ekonomi mikro.

“Ini memudahkan sistem jaringan pasar karena semua sudah menggunakan aplikasi untuk penjualan dan pemesanan barang. Selain itu Warung Pintar juga membuka lapangan kerja baru”, ujar Nasir seperti dikutip dari berita resmi Kemenristekdikti.

Baca juga: Kemenristek: Pendidikan Jadi Penentu Daya Saing Global

Menteri Nasir menyayangkan bahwa saat ini masih ada sekitar 63 ribu sarjana yang menganggur. Di era Revolusi Industri 4.0 Perguruan tinggi di Indonesia dituntut lebih inovatif dan menanamkan jiwa kewirausahaan kepada mahasiswanya.

Banyak potensi ekonomi kreatif bisa dikembangkan lulusan perguruan tinggi. Perguruan tinggi juga diharapkan membuka program studi kekinian yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Dorong program e-learning

“Itu yang sedang kita dorong untuk berubah. Sekitar 70% prodi di negara maju berbasis science and technology, itu yang diserap oleh industri. Di Indonesia perlu inovasi untuk membuka program studi yang sesuai kebutuhan pasar," terang Menristekdikti.

Selain itu, Nasir juga menjelaskan bahwa saat ini sedang mendorong program e-Learning dengan tetap mengedepankan kualitas pendidikan. Hal tersebut menjadi upaya dalam meningkatkan Global Competitiveness Index di Indonesia.

“Nanti tidak ada alasan lagi bagi anak Indonesia yang tidak bisa mengambil jenjang kuliah karena jarak yang jauh. Ini demi meningkatkan daya saing global kita”, tuturnya.

Di penghujung perbincangan, Menristekdikti menyampaikan akan memberikan beasiswa bagi mahasiswa yang mengelola Warung Pintar sambil berkuliah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com