Ujian Hidup-Mati Siswa Korea Selatan dan Tuntutan Prestasi Tinggi

Kompas.com - 18/11/2018, 08:44 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Sunyi. Hening. Pekerjaan konstruksi dihentikan. Tidak ada pesawat yang lepas landas. Bahkan bank-bank tutup pada hari paling penting tahun ini bagi siswa Korea Selatan.

The 'Suneung' atau College Scholastic Ability Tests (CSAT) berlangsung pada hari Kamis ketiga di bulan November, merupakan penentuan bagi para siswa Korea Selatan setelah 12 tahun mereka belajar.

Serentak melalui 1.190 situs tes hampir setengah juta siswa mengikuti ujian masuk universitas nasional.

Ujian menentukan

"Bagi kami, Suneung adalah pintu gerbang sangat penting untuk masa depan," kata Ko Eun-suh, siswa 18 tahun seperti dikutip dari BBC .

"Di Korea, pergi ke universitas sangat penting. Itulah mengapa kami menghabiskan 12 tahun untuk mempersiapkan hari ini. Saya tahu ada orang-orang yang telah mengikuti ujian ini hingga lima kali," tambahnya.

Bahkan menurut laporan Korea Herald ratusan perwira polisi dikirim ke luar kota untuk membantu siswa agar dapat tiba ujian tepat waktu.

Baca juga: Perhatikan, Ini 6 Aturan Baru SBMPTN 2019

Sementara para siswa mengikuti ujian, beberapa orang tua yang cemas pergi ke kuil-kuil Buddha atau gereja-gereja untuk berdoa bagi kesuksesan anak mereka. Para orangtua masih harus melewatkan beberapa minggu yang mencemaskan menunggu hasil diumumkan secara resmi secara online.

Tuntutan prestasi tinggi

Korea Selatan memiliki persentasi partisipasi pendidikan tinggi paling tinggi di dunia. Hampir 70% penduduk 25 hingga 34 tahun memiliki pendidikan tinggi tahun 2017, menurut OECD.

Fokus pada pendidikan telah mendorong ekonomi Korea Selatan dari salah satu negara termiskin di dunia tahun 1960 untuk menjadi eksportir terbesar kelima. Negara berteknologi tinggi ini juga merupakan ekonomi paling kompetitif ke - 15 di dunia , menurut World Economic Forum.

Kompetisi masuk ke universitas sangat intens di Korea Selatan. Tahun ini terdapat 595.924 siswa memperebutkan kursi universitas menurut data Departemen Pendidikan. Sebagai gamabaran, ada 3 universitas teratas yakni Seoul, Korea, dan Yonsei, yang dikenal sebagai "Institusi Sky" - namun hanya kurang dari 2% diterima masuk.

Para siswa sangat percaya prestasi akademik mereka akan mengantar mereka pada pekerjaan dengan bayaran yang lebih tinggi.

Obsesi pada pendidikan

Tidak mengherankan pendidikan menjadi obsesi bagi siswa dan juga orangtua di Korea Selatan. Keluarga berjuang untuk bersaing.

Mengajar anak-anak mempersiapkan ujian telah menjadi industri senilai 17,8 triliun won ($ 15,8 juta) berdasarkan laporan tahun 2017 dan ini terkait dengan hutang rumah tangga dan rendahnya tingkat kelahiran di negara tersebut. 

Pada 2016, menurut survei Lembaga Perawatan dan Pendidikan Anak Korea hampir 83,6% anak usia lima tahun dan 35,5% anak usia dua tahun sudah didaftarakan pada lembaga pendidikan.

Rata-rata, anak-anak berusia 15 tahun yang mengikuti ujian PISA (Program untuk Pelajar Internasional) OECD mengambil kursus tambahan selama 6,4 tahun.

Menurut laporan PISA tiga tahunan OECD, lebih dari 20% anak usia 15 tahun di Korea pada tahun 2015 melaporkan bahwa mereka merasa tidak puas dalam hidup mereka. Berbeda dibandingkan dengan Belanda kurang dari 4% siswa merasa tidak puas pada hidup mereka. 

Pada 2016, pemerintah Korea Selatan mengalokasikan 48,2 miliar won ($ 42,5 juta) untuk pencegahan bunuh diri dan proyek-proyek kesehatan mental. Tahun 2012 pemerintah mendirikan  Pusat Penyembuhan Pemuda Nasional yang menawarkan program perawatan bagi mereka yang menderita kondisi depresi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang 'Hadir' di Masyarakat

Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang "Hadir" di Masyarakat

Edu
39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

Edu
8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

Edu
Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Edu
Beasiswa S2-S3 ke Irlandia, Kuliah Gratis dan Dapat Tunjangan Rp 170 Juta

Beasiswa S2-S3 ke Irlandia, Kuliah Gratis dan Dapat Tunjangan Rp 170 Juta

Edu
FSGI Kecam Pemecatan Vokalis Band Sukatani Novi Dipecat Sebagai Guru

FSGI Kecam Pemecatan Vokalis Band Sukatani Novi Dipecat Sebagai Guru

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau