Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membanggakan, Siswa Sevilla Kibarkan Merah Putih di WSC Internasional

Kompas.com - 17/01/2019, 16:33 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Siswa Indonesia mampu bersaing di tingkat global. Pesan membanggakan ini tergambar melalui prestasi ditorehkan siswa sekolah Global Sevilla dalam ajang Tournament of Champions (TOC) World Scholar's Cup (WSC) 2018.

Ajang WSC yang diadakan 16-21 November 2018 lalu di Yale University, Amerika Serikat merupakan lomba debat, esai dan cerdas-cermat diikuti 3.000 lebih siswa dari 50 negara. Dalam kompetisi ini WSC mengangkat tema "The An Entangled World" yang mengajak siswa dari seluruh negara untuk melihat perbedaan di dunia sebagai hal yang menyatukan.

Dalam WSC siswa sekolah Global Sevilla, baik dari unit Puri Indah dan Pulomas, Jakarta, menyumbangkan 112 medali emas dan 88 perak.

"Langkah menuju puncak final WSC di Yale University tidaklah mudah. Di mulai dari tingkat nasional, kemudian tingkat regional Asia-Pasifik di Melbourne Australia hingga akhirnya mencapai titik tertinggi di Tournament of Champion," ujar Purborini Sulistiyo Kepala Sekolah Global Sevilla kepada Kompas.com (15/1/2019).

Ia menambahkan sekolah Global Sevilla mengirimkan 38 siswa dari kelas 4 sampai 11 dalam kompetisi ini. 

Persaingan siswa Asia 

"Materi debat baru diberikan beberapa saat sebelum pelaksanaan lomba. Kita diberi sedikit waktu untuk menyiapkan berbagai data dari internet sebagai bahan data untuk dijadikan statement dalam debat tersebut," ujar Davi Pandi, siswa kelas 10 yang berhasil menyumbangkan 11 medali emas.

Ia menceritakan saingan terberat justru datang dari siswa sesama negara Asia yakni Singapura, India dan Turki.

Baca juga: 160 Tahun Sanur: Melahirkan Generasi Tahan Banting namun Lembut Hati

Alifito, siswa kelas 10 yang berhasil meraih 10 medali emas menambahkan, "Untuk lomba pembuatan esai, Turki menjadi saingan kuat. Dan tentu saja teman-teman dari Singapura. Di Singapura, WSC ini masuk dalam kurikulum dan bahasa Inggris sudah menjadi bahasa Ibu. Sedangkan kami WSC masih menjadi ekstra kurikuler."

"Namun berkat kegigihan, keuletan dan kerja keras kami berhasil membuktikan bahwa siswa-siswa Indonesia tidak kalah bersaing dengan siswa dari negara lain dan kami berhasil meraih emas," ujar Alifito bangga.

Pengalaman internasional

Selain menjadi ajang pembuktian prestasi, TOC WSC juga menjadi kesempatan para siswa Global Sevilla untuk mendapatkan pengalaman dan eksposur internasional.

"Kami berkenalan dengan siswa-siswa negara lain. Mengenal budaya dan juga karakter yang berbeda. Tidak hanya berkompetisi namun kami juga membangun persahabat. Dan yang terpenting, kami belajar untuk melihat setiap perbedaan, baik perbedaan pendapat dalam debat atau perbedaan budaya, bukan sebagai hal yang menjauhkan namun justru mempersatukan," jelas Angelica Marta, siswa kelas 11 yang menyumbangkan 10 medali emas.

Selain pengalaman internasional, Michael Thia, Superintendent Global Sevilla, menyampaikan prestasi ini menunjukan bahwa sekolah perlu mengembangkan pula baka-bakat lain selain bakat akademik siswa.

"Harapannya lebih dari sekadar soal akademik di sekolah atau ujian mata pelajaran. Belajar harus bermakna agar siswa kita tidak menjadi robot. Pembelajaran juga harus menyenangkan," ujar Michael.

Bangga Indonesia

Michael menyampaikan, sama seperti siswa-siswa yang meraih prestasi dalam ajang WSC ini, kompetisi WSC sangat sulit, namun siswa bisa enjoy dan menikmati tantangan tersebut.

"Pengembangan diri siswa tidak boleh terpaku pada akademik saja, namun juga karakter, nilai-nilai universal, termasuk juga nasionalisme," tegas Michael.

Kisah semangat nasiolisme dan rasa bangga sebagai bagian bangsa Indonesia diceritakan Nafitri Riza Devi, orangtua Davi yang turut mendampingi ke Amerika."Tantangan terberat adalah menyaksikan anak-anak kita menghadapi siswa dari negara besar lain seperti Amerika, Inggris, negara eropa lain, Malaysia hingga Singapura," cerita Devi. 

Devi bercerita saat Indonesia menang dan dipanggil naik ke podium, Davi putranya berlari menghampiri dan bilang, "Mana Ma, Bendera Merah Putih kita. Saya harus pakai bendera ini!"

"Bisa mengibarkan bendera Merah Putih di negara adidaya apalagi di Yale University jadi kebangaan tersendiri," kisah Devi yang mengaku selalu merinding setiap menceritakan kisah ini.

Devi menambahkan, ajang internasional ini sekaligus menumbuhkan rasa nasionalisme siswa di mana siswa disadarkan untuk diajak berjuang mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional. Bangga jadi bangsa Indonesia...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com