JAKARTA, KOMPAS.com - Meski dimudahkan dengan akses informasi berbasis digital, mahasiswa "zaman now" yang ingin berinvestasi, khususnya di pasar modal, harus memahami 4 hal dasar ini.
Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) Stephanus Paulus Lumintang dan Chief Business PT Rifan Financindo Berjangka (CFB) Teddy Prasetya mengatakan hal itu dalam diskusi dengan media terkait literasi keuangan untuk generasi masa kini, pada Kamis (17/1/2019).
Amankah saya berinvestasi?
Menurut Paulus, pertanyaan amankah saya berinvestasi adalah hal pertama yang harus dipahami.
"Kan kalau berinvestasi, harus berhitung dan menganalisa dari awal. Ini berlaku untuk semua kalangan yang ingin berinvestasi ya," kata Paulus.
Seberapa besar pengembalian investasi?
Paulus menerangkan, investasi itu mengejar return atau pengembalian investasi. "Berapa persen pengembaliannya. Itu harus diketahui dari awal," ujarnya.
Bagaimana cara bertransaksi dalam investasi?
Hal berikut yang juga mesti dipahami adalah cara bertransaksi dalam berinvestasi. Menurut hemat Paulus, bahkan mahasiswa masa kini, juga harus paham betul cara tersebut di atas.
Baca juga: Jelang Pemilu 2019, Polri Ajak Mahasiswa Perangi Hoaks
Berkenaan dengan hal tersebut, dari sisi perusahaan investasi, imbuh, Teddy Prasetya, harus tetap diutamakan transparansi pengelolaan investasi dan pelayanan.
"Perusahaan investasi juga harus mengutamakan good corporate governance," kata Teddy menegaskan.
Dengan siapa akan bertransaksi dalam investasi?
Paulus menjelaskan, pertanyaan mengenai hal tersebut juga patut menjadi pegangan. "Supaya calon investor tidak terjebak pada perusahaan investasi nakal," tutur Paulus.
Terkait dengan investasi pada bursa berjangka komoditas, baik Paulus dan Teddy memberikan catatan senada. "Investasi di bidang ini termasuk investasi high risk high return," kata Paulus.
Investasi seperti itu, menuntut syarat matangnya seorang investor di bidang ketahanan finansial.
"Ambil contoh, apabila pasar berseberangan atau berlawanan dengan yang saya putuskan, apakah saya sebagai investor tergoncang atau tidak," pungkas Paulus.
Catatan dari BBJ menunjukkan sampai dengan 2018 berakhir, kinerja RFJ pada transaksi bilateral mencapai angka 16,43 persen dari total kinerja 59 anggota BBJ. Lantas, secara keseluruhan transaksi, RFJ mencatatkan kinerja 15 persen dari total kinerja anggota BBJ.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.