Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka Melukis untuk Masa Depan yang Lebih Baik...

Kompas.com - 18/02/2019, 22:47 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Daya Pelita Kasih Center bekerjasama dengan Erasmus Huis Jakarta dan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda  yang akan digelar di Erasmus Huis, Kuningan, Jakarta Selatan.

Pembukaan pameran berlangsung pada 20 Februari dan akan dibuka untuk umum mulai 21 Februari - 15 Maret 2019. Pameran ini akan menampilkan beragam kreasi seni dalam bentuk lukisan, keramik, topeng kertas, batik, handicraft, dan kerajinan menjahit. 

"Sebagai pembuka di tahun 2019, pameran lukisan dan karya seni di Erasmus Huis sangat istimewa dan membanggakan. Merupakan anugerah karena Erasmus Huis sebagai Pusat Kebudayaan Belanda di Jakarta bersedia menyediakan tempat hasil kreasi dan karya seni Daya Pelita Kasih Center sebagai sekolah Anak Berkebutuhan Khusus," ujar Katharina pendiri dan Ketua Yayasan Daya Pelita Kasih Center.

Baca juga: Maret, Ada Acara Sketsa Seni Internasional Pertama di Indonesia

Ia menambahkan pihaknya berterima kasih kepada Roel Van Veen sebagai Kepala Bagian Politik Kedutaan Kerajaan Belanda untuk Indonesia yang berkenan memfasilitasi dan membuka pameran.

Lukisan banyak diminati

 

Acara pembukaan rencananya akan dimeriahkan komponis bertaraf internasional Ananda Sukarlan dan permainan musik tradisional Sasando dan Sampek dari Ganzer Lana dan Gregorius Argo.

Sebelumya, Daya Pelita Kasih Center telah mengadakan pameran lukisan serupa sejak tahun 2012 di Jakarta dan Bali pada tahun 2017. Pada bulan Oktober 2018 lalu, beberapa Daya Pelita Kasih Center ikut berpameran di Galery Nasional bekerjasama dengan Atase Kebudayaan Kedutaan Spanyol. 

Katharina melalui rilis yang diterima Kompas.com menyampaikan, "Lukisan anak didik kami banyak dikoleksi penikmat seni dari dalam dan luar negeri, diantaranya Inggris, Belanda, Australia, Singapore, Malaysia, dan Amerika."

"Bahkan, satu karya seni Mahadana Trayusa dibawa dan dipamerkan keliling Eropa oleh Ibu Beatrize Chivite, mantan Atase Kebudayaan Kedutaan Spanyol di Jakarta 2018 lalu. Selain itu, Jane Gabriella berhasil menjadi Finalis UOB Painting Competition 2017, serta Diego Luister Berel berpartisipasi di acara di kediaman YM. Duta Besar Inggris untuk Indonesia di Jakarta pada tahun 2017," tambah Katharina bangga.

Hadirkan 16 siswa seniman lukis

Daya Pelita Kasih Center bekerjasama dengan Erasmus Huis Jakarta dan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda menampilkan pameran kreasi seni anak berkebutuhan khusus bertajuk ?Painting a Better Future?  yang akan digelar di Erasmus Huis, Kuningan, Jakarta Selatan, 21 Februari - 15 Maret 2019.Dok. yayasan Pelita Kasih Center Daya Pelita Kasih Center bekerjasama dengan Erasmus Huis Jakarta dan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda menampilkan pameran kreasi seni anak berkebutuhan khusus bertajuk ?Painting a Better Future? yang akan digelar di Erasmus Huis, Kuningan, Jakarta Selatan, 21 Februari - 15 Maret 2019.

Pada pameran kali ini, Daya Pelita Kasih Center menyertakan 16 seniman lukis siswa Daya Pelita Kasih Center: Aurelie Sari Puteri Wirananda, Alfonsus Dalay, Banu Gunottama, Basmarahman Daulat, Bima Ariasena Adisoma, Daya Olivia Korompis, Diego Luister Berel, Fero Adhi Mada Sardjono, Gita Anggraeni Cahyono,  Indhy Mutiarahmah, Jane Gabriella, Kemas R. A. Ilyas Nurhadi, Mahadana Trayusa, Seto Swastiko, Vera Van Till, Wilson Luhur.

Katharina menjelaskan, khusus Visual Arts, program pembelajaran yang diberikan berupa menggambar, melukis, keramik, kerajinan tangan,  batik hingga digital art.

Dalam pembelajarannya, Daya Pelita Kasih Center menekankan pada art therapy yaitu sebagai sarana terapi bagi motorik halus dan kasar, serta menyalurkan ekspresi dan emosi psikologis.

"Kami menyadari bahwa setiap anak adalah spesifik, unik dan  berbeda satu sama lainnya. Untuk itu, lukisan yang dihasilkannya juga beragam, sesuai dengan karakter dan spesifikasi anak," urai Katharina.

Ragam aliran lukisan 

Kecenderungan hasil lukisan anak dengan berkemampuan komunikasi (mampu berbicara)  hasil lukisannya termasuk dalam aliran Realis atau Naturalis. 

Salah satu tehnik realis yaitu memberi warna, detail pada warna dan obyek, berlapis-lapis serta berulang-ulang membutuhkan kesabaran dan kedisiplinan yang tinggi bagi anak didik kami. Dan mereka sedang menuju kearah kesempurnaan itu.

Sedangkan anak dengan kemampuan berkomunikasi terbatas bahkan tidak mempunyai kemampuan berkomunikasi verbal, lukisan mereka cenderung Abstrak, Ekspresionis atau Impresionis. Ada kalanya gabungan ketiganya. 

"Mereka bebas berekspresi mengungkapkan segala perasaan dan semangatnya melalui lukisan yang seakan tidak berwujud jelas obyeknya. Kami tidak berpijak pada satu aliran,  karena  karya seni mereka adalah ungkapan ekspresi jiwa sebagai sarana berkomunikasi dengan khalayak," tambahnya.

Katharina menjelaskan para siswa melukis tidak sekadar menorehkan warna di atas kanvas, namun mempunyai makna sebagai luapan saat marah, gembira, rindu, cemburu, kesendirian bahkan pada beberapa anak mampu merekam peristiwa lampau dan akan datang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com