Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLTSa, Mengubah Sampah jadi Komoditi lewat Teknologi

Kompas.com - 25/03/2019, 22:40 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Merah Putih Bantargebang resmi beroperasi. Peresmian dilakukan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza di PLTSa Bantargebang, Kota Bekasi, Senin (25/3/2019).

Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan PLTSa diharapkan dapat menjadi solusi pengelolaan sampah nasional terutama di kota besar Indonesia.

Mohamad Nasir menjelaskan dalam sehari, DKI Jakarta memproduksi 8.000 ton sampah, sedangkan Kota Bekasi mencapai 1.800 ton. Adanya PLTSa ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah sampah, baik di DKI Jakarta maupun di Kota Bekasi.

Sampah sebagai komoditi

“PLTSa Merah Putih Bantargebang ini merupakan ‘pilot project’ sehingga baru mampu mengolah100 ton/hari, kita dorong BPPT untuk menghasilkan teknologi yang mampu mengolah 2.000 hingga 5.000 ton per hari, “ ujar Menristekdikti dilansir dari rilis resmi Kemenristekdikti.

Baca juga: INFOGRAFIK: 40 Kilogram Sampah Plastik di Dalam Perut Paus Mati

Menteri Nasir mengajak semua pihak merubah paradigma agar tidak hanya menjadikan sampah sebagai sumber masalah yang harus dibuang, namun menjadikan sampah sebagai sebuah komoditi.

Sampah yang dikelola dengan baik akan menghasilkan nilai tambah seperti listrik yang akan dihasilkan oleh PLTSa Merah Putih.

“Sampah dianggap menjadi komoditi. Tahun 2021 jika pengelolaan sampah tidak dilakukan dengan serius dan sistematis, beberapa kota di Indonesia akan mengalami situasi darurat sampah. Oleh karena itu perlu ada teknologi pengelolaan sampah agar Indonesia bersih dari sampah," ujar Nasir.

Indonesia darurat sampah

Menristekdikti mengharapkan kehadiran PLTSa inidapat menjadikan DKI Jakarta dan Bekasi bersih dari sampah. PLTSa ini merupakan program rintisan yang kemudian dapat dikembangkan untuk pengelolaan sampah baik di kota maupun dapat dikembangkan skala lebih kecil untuk pedesaan.

Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan menyambut baik keberadaan PLTSa Bantargebang. Luhut mengatakan, saat ini Indonesia sedang darurat sampah, kehadiran PLTSa ini adalah langkah pemerintah mengatasi masalah sampah yang saat ini telah menjadi masalah nasional.

Menko Luhut berharap BPPT dapat membangun PLTSa dengan kapasitas pengelolaan sampah yang lebih besar, yakni 1.500 ton sampah per hari.

"Saya tanya ke kepala BPPT, bisa nggak bikin 1.500 ton per hari, bisa nggak Pak? Kalau bisa buatan dalam negeri ya nggak apa-apa didukung. Kita 'kan bisa dalam negeri, ngapain mesti impor? Yang model 150 (ton sampah per hari) itu bisa di kampung-kampung di Labuan Bajo, atau di kampung saya." ujar Luhut.

Teknologi dan sisi budaya

Menko Luhut berharap agar budaya hidup bersih harus ditumbuhkan mulai dari level keluarga. Dengan demikian dapat menghasilkan masyarakat yang cinta akan kebersihan dan sadar akan pengelolaan sampah yang baik.

“Semua aturan sudah ada tinggal mengintegrasi aturan ini supaya jalan. Bayangkan kita udah pakai MRT, tapi ada sampah, “ tutur Menko Luhut.

Kepala BPPT Hammam Riza mengungkapkan ‘pilot project’ PLTSa Merah putih ini dibangun dengan kapasitas pengolahan sampah mencapai 100 ton per hari dan akan menghasilkan listrik sebagai bonus sebanyak 700 kilowatt hour

Diungkap oleh Hammam bahwa pembangunan Pilot project ini berlangsung dalam waktu cepat yakni satu tahun, dan merupakan PLTSa pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi termal yang sudah proven.

"Pilot Project ini merupakan hasil kajian desain Tim BPPT, Saat ini plant masih dalam kondisi commissioning, yang tentunya masih ada beberapa komponen atau proses yang perlu disempurnakan untuk PLTSa ini berjalan dengan lancar," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com