JAKARTA, KOMPAS.com — Perasaan sedih terpancar di raut wajah Sumi (85) meski dirinya mencoba tersenyum saat seseorang menyapa.
Kondisi fisiknya kini tak sekuat dulu, bahkan sejak 5 tahun lalu, Nek Cumi, begitu panggilan kesayangannya, hidup dengan satu kaki akibat penyakit gula yang dideritanya. Kini, Nek Cumi menjalani hari-harinya di panti jompo dengan kursi roda.
Nek Cumi bercerita, jika dirinya dihinggapi rasa rindu luar biasa terhadap anak-anaknya yang sudah lama tak ditemuinya. Karena rasa rindu inilah, terkadang Nek Cumi mengalami kesedihan yang mendalam.
Tak jauh berbeda dengan kisah Nek Cumi, seorang mantan pengusaha bernama Ari (85) juga turut menyimpan perasaan sedih saat memasuki usia senja.
Dulu ia memiliki kehidupan yang berkecukupan dan keluarga utuh dengan anak-anak yang gemuk. Namun, kehidupannya berbalik 180 derajat saat bisnisnya runtuh.
Kesehatannya pun kian menurun. Keluarga tak ada yang sanggup merawat hingga pada akhirnya Ari harus menjalani sisa hidup di usia senja dengan tinggal di panti jompo.
Satuan Pelaksana Dinas Sosial DKI Jakarta, Mujiono, menuturkan, Nek Cumi dan Ari hanyalah segelintir lansia penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang menetap di Panti Jompo Tresna Werdha Budi Mulia 1, tempatnya bertugas di Cipayung, Jakarta Timur.
"Khusus di sini saja, kami menampung 300 lansia berstatus PMKS," tutur Mujiono kepada Kompas.com, Kamis (28/3/2019).
Selama 3 tahun menangani para lansia, lanjut Mujiono, dirinya telah mengalami banyak pengalaman suka dan duka.
Tak terkecuali upaya dirinya dan petugas lain saat mengadakan serangkaian kegiatan agar para lansia dapat bahagia.
"Ada latihan angklung, menjahit, senam, dan sebagainya. Hal ini dilakukan agar para lansia tidak mengalami kejenuhan," lanjut Mujiono.
Lebih jauh Mujiono menceritakan, terdapat kegiatan khusus yang paling disukai para lansia yang tinggal di Panti Jompo Tresna Werdha atau bahkan seluruh Panti Jompo yang ada.
Kegiatan yang dimaksud adalah kasih sayang dan perhatian dari masyarakat yang hadir langsung.
"Di hari-hari besar keagamaan, seperti Lebaran, Natal, dan lainnya, banyak sekali yang berkunjung ke panti menghibur para lansia yang ada," papar Mujiono.
Perorangan, organisasi, dan perusahaan bergantian memberikan kasih sayang dan perhatian terhadap lansia, seperti Kuku Bima Ener-G! sebagai salah satu produk andalan PT Sido Muncul.
Dihadiri Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat, Kuku Bima Energi memberikan bantuan perlengkapan khusus lansia dan bantuan langsung tunai (BLT) kepada 600 lansia di dua panti jompo, yakni Panti Jompo Tresna Werdha Budi Mulia 1 dan 3, Kamis (28/3/2019).
"Sumbangan ini merupakan bentuk perhatian kami terhadap kakek nenek di sini. Kami ingin berbagi kebahagiaan, sejalan dengan filosofi kami yakni nothing can stand against benevolence (tidak ada yang bisa melawan kebaikan)," papar Irwan Hidayat.
Irwan menerangkan, dirinya memutuskan agar perusahaannya fokus pada lansia karena merupakan wujud bakti terhadap sang ibunda.
Itu karena dirinya diamanatkan agar sepanjang hidup memberikan kasih sayang kepada para lansia.
"Saya ke sini untuk memenuhi amanat ibu kandung yang menyuruh mencintai orangtua atau lansia. Katanya kasihan, pasti butuh perhatian karena rawan sakit-sakitan," kata Irwan.
Hadirnya Kuku Bima Ener-G! ke panti jompo mampu membuat para lansia tertawa bahagia karena dapat merasakan perhatian dan kasih sayang yang tak dapat dinilai dengan materi. Tak terkecuali Nek Cumi.
Saat Kompas.com bertanya mau diapakan uang tersebut, dengan riang Nek Cumi menjelaskan uang tersebut akan dibelanjakan untuk camilan.
"Sisanya ditabung agar cucu dapat merasakan, tentunya saat keluarga saya datang berkunjung," kata Nek Cumi.
Tak lupa, Mujiono turut mengungkapkan rasa terima kasih kepada Kuku Bima Ener-G! yang dengan besar hati membagikan rezeki kepada para lansia di panti jompo.
Dirinya meyakini, kehadiran Kuku Bima Energi mampu memberikan rasa bahagia kepada para lansia.
"Semoga kebaikan Pak Irwan Hidayat dan Kuku Bima Ener-G! cepat mendapatkan balasan yang berlipat," kata Mujiono.