BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Fair & Lovely

Kisah Tata Calderon, Melawan Stereotip Balapan F1 Hanya untuk Pria

Kompas.com - 30/03/2019, 10:42 WIB
Mico Desrianto,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com -  Baru-baru ini dalam dunia balap roda empat tercetak sejarah baru. Adalah Tatiana (Tata) Calderon, wanita cantik asal Kolombia yang baru saja mengikat kontrak dengan salah satu tim Formula 2 untuk berkompetisi di musim 2019.

Peristiwa ini menjadikan dirinya sebagai perempuan pertama yang berkompetisi di Formula 2 (F2), sebuah kompetisi balap mobil yang berada satu tingkat di bawah Formula 1 (F1).

Bicara mimpi, perjuangan wanita berusia 25 tahun di dunia balap open wheels memang patut diacungi jempol.

Tak cukup menantang maut dengan kebut-kebutan di lintasan, Tata harus menerima cibiran dari segelintir orang yang mengatakan jika wanita tak akan pernah bisa menyaingi pria di lintasan balap.

“Tidak benar jika ada ucapan yang menyebut wanita tak bisa bersaing dengan pria di lintasan balap. Dengan kerja keras dan dedikasi, wanita mampu berprestasi di dunia balap,” ujar Tata Calderon yang dikutip dari Femaleinmotorsport.com.

Semua komentar miring yang diterima Tata diubah menjadi motivasi untuk tampil lebih baik.

Hasilnya, Tata berhasil mengguncang pecinta motorsport dunia dengan berdiri di podium saat mengikuti kejuaraan Formula V8, November 2017 lalu.

Puncaknya, pada tahun ini Tata selangkah lagi mewujudkan mimpi berlaga di F1dengan berkompetisi di F2.

Dalam kompetisi tersebut, Tata akan bersaing dengan pebalap muda berbakat yang notabene diproyeksi akan menjadi pebalap F1, diantaranya Mick Schumacher (Ferrari) Nicholas Latifi (Williams), serta Sean Gelael (Scuderia Toro Rosso) asal Indonesia.

Dipercaya tim F1 Sauber menjadi Test Driver

Menilik sejarahnya, kiprah wanita di ajang balap F1 memang tak ada yang mentereng. Dari empat wanita yang pernah mencicipi ganasnya mobil F1, hanya Lella Lombardi (1974) yang pernah mencetak poin.

Maka tak heran, banyak yang pesimis keikutsertaan wanita dalam ajang balap sekelas F1.

Namun meskipun begitu, di tengah himpitan beragam komentar miring tak membuat semangat Tata memudar.

Lewat perjuangan tak kenal menyerah itulah yang membuat dirinya dipercaya tim F1 yakni Sauber untuk menjadi test driver (pebalap pengembang) pada musim 2018.

Demi mewujudkan mimpinya, Tatiana Calderon tak pernah letih untuk berlatihInstagram Tatiana Calderon @tatacalde7 Demi mewujudkan mimpinya, Tatiana Calderon tak pernah letih untuk berlatih

Di F1, menjadi test driver merupakan sebuah kepercayaan yang tidak sembarang orang bisa mendapatkannya. Tugasnya pun berat, harus memberikan data akurat kepada tim mengenai perkembangan mobil.

Kini, tantangan dan hambatan menanti Tata dalam mewujudkan mimpinya, terlebih untuk berkompetisi di F1 tak semudah dahulu.


Pasalnya Federasi Balap Dunia (FIA), telah membuat regulasi-regulasi agar tak sembarang orang bisa berada di F1. Salah satu syaratnya harus finish tiga besar klasemen akhir F2 untuk mendapatkan 40 poin SL (super license).

Belum lagi, karakteristik mobil F1 saat ini sudah semakin rumit dan tentunya semakin kencang ketika berada di lintasan.

Namun sekali lagi, tantangan dan hambatan tak membuat nyali Tata Calderon ciut. Malah dirinya ingin memotivasi wanita untuk berani bermimpi lebih tinggi.

“Statusmu sebagai wanita tidak jadi masalah, terlebih untuk bermimpi di dunia motorsport. Khususnya berkompetisi di kasta tertinggi F1,” ujar Tata seperti yang dikutip W24.

Semangat Tata Calderon untuk mewujudkan mimpinya patut ditiru oleh wanita di dunia bahkan di Indonesia. Sebab sudah saatnya, wanita harus melawan stereotip di masyarakat yang menyebut kaum hawa hanya pandai di dapur saja.

Streotip tersebut setidaknya terlihat dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada 2018. Menurut survei ini, jenis pekerjaan yang ada sekarang di Indonesia masih didominasi oleh pria (64 persen).   

Wanita berpendidikan tinggi

Salah satu cara melawan stereotip tersebut adalah dengan mulai menyadari wanita harus mengenyam pendidikan tinggi, Sayangnya, faktor ekonomi kerap menjadi penghalang niat wanita Indonesia memiliki pendidikan tinggi.

Namun sama halnya dengan semangat Tata Calderon, adanya hambatan bukan berarti pintu mimpi tertutup begitu saja.

Seperti yang diketahui, terdapat beragam jenis beasiswa yang disediakan baik melalui pemerintah ataupun perusahaan swasta. Terdekat, saat ini Fair and Lovely kembali menggelar program Bintang Beasiswa untuk yang ketiga kalinya.

Sekadar informasi, program ini bertujuan untuk membantu wanita Indonesia mewujudkan mimpi berprestasi di dunia akademik. Tahun ini, Fair and Lovely mencari 50 wanita beruntung yang akan diberikan beasiswa penuh untuk mengenyam pendidikan di tingkat Universitas.
 
Tertarik? pendaftaran Fair and Lovely Bintang Beasiswa 3 ini masih dibuka sampai 7 April 2019. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada tautan berikut ini.



komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com