KOMPAS.com - K-Link Indonesia meluncurkan sekolah Islam internasional Knowledge Link Intercultural School (KLIS) untuk tingkat dasar (primary school) dan SMP-SMA (secondary school) berlokasi di K-Link Tower, Jakarta dan kawasan Sentul, Bogor.
Peluncuran KLIS dilaksanakan bersamaan seminar internasional bertema “International Forum On Islam, Education, and Global Peace” di K-Link Tower, Jakarta (9/4/2019). Seminar ini merupakan kerjasama KLIS dan Asian Islamic Universities Association (AIUA).
Seminar menghadirkan sejumlah tokoh pendidikan internasional dari dalam dan luar negeri, diantaranya, Sheikh Muhammad Bin Yahya Al-Ninowy (Pendiri Madina Institute dari USA), Prof. Amin Abdullah (Mantan rektor UIN Sunan Kalijaga Indonesia), Prof. Amany Lubis (Rektor UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta), dan pembicara lain dari Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand dan Afrika Selatan.
Sheikh Muhammad, Pendiri Madina Institute USA menyampaikan, "Kita perlu memberikan pemahaman dalam melihat pendidikan Islam. Islam tidak hanya soal iman namun juga terkait fakta dan pengetahuan."
Baca juga: Jateng Terapkan Pendidikan Antikorupsi di 23 Sekolah
Ini berarti, lanjutnya, Islam juga memberikan ruang pada ilmu pengetahuan. "Untuk itu pendidikan dalam semua jenjang harus mendorong pada iman dan juga pengetahuan. Jadi pendidikan Islam tidak hanya menyangkut teologi melainkan juga filosofi, sains dan etika. Jadi bersifat holistik."
Hal senada disampaikan Presiden Direktur K-Link Indonesia Dato Radzi Saleh, "Dalam industri 4.0 peran manusia akan semakin minimal dan tergantikan oleh robot, kecerdasan buatan, internet dan sejenisnya."
Itu sebabnya, Radzi Saleh menyampaikan siswa KLIS nantinya akan disiapkan dengan berbagai hal yang dibutuhkan dalam menjawab tantangan era Revolusi Industri 4.0. "KLIS akan menyiapkan siswanya secara akademis dan juga menyeimbangkan pendidikan karakter agar melahirkan pemimpin Islam yang membawa damai."
Untuk kurikulum international, Radzi Saleh menjelaskan KLIS Secondary menggunakan kurikulum Oxford AQA dan KLIS Primary menggunakan kurikulum Cambridge.
"Oxford AQA International Examination yang telah teruji secara internasional ini nantinya akan diintegrasikan dengan kurikulum dan silabus di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan siswa yang lebih dinamis dan berkonteks budaya," tegas Radzi Saleh.
Lulusan dari KLIS nantinya akan mendapat kesempatan melanjutkan ke sejumlah universitas Islam ternama di dunia.
Kehadiran KLIS diharapkan dapat menjadi solusi pendidikan tepat, berkarakter multikultural, dan memiliki jiwa perdamaian. "Islam yang damai, cerdas dan bagian dari solusi masa depan
bangsa,” tambahnya.
Melalui sekolah ini KLIS berharap dapat melahirkan calon pemimpin bangsa yang cerdas dan cinta perdamaian. " tegas Radzi Saleh.
Sebanyak 60 universitas anggota AIUA hadir dalam seminar tersebut, di antaranya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, University Sultan Azlan Shah, Madina Institute, Fatoni University, dan lainnya.
Melalui seminar asosiasi universitas Islam Asia ini diharapkan dapat membantu seluruh anggota dalam memperkuat perguruan tingginya melalui kerjasama untuk mencapai kualitas pendidikan yang lebih baik.
"Pemikiran-pemikiran dari para cendekia-cendekia yang hadir pada seminar ini akan memberikan kita semua pemahaman baru mengenai tema-tema penting saat ini salah satunya peran Islam dalam mewujudkan perdamaian global,” tutup Radzi Saleh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.