Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompetisi Internasional Triennial Seni Grafis Indonesia VI

Kompas.com - 25/04/2019, 20:49 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Bentara Budaya menggelar Kompetisi Internasional Triennial Seni Grafis Indonesia VI yang bertujuan untuk mendukung dan membantu perkembangan seni grafis di Indonesia.

Kompetisi ini diikuti oleh 317 karya dari 166 seniman grafis asal 26 negara, di antaranya Argentina, Australia, India, Italia, Turki, Kanada, dan negara lainnya.

Sebagai puncak acara, telah diselenggarakan malam penghargaan bagi para pemenang pada Rabu, 24 April 2019. Publik dapat menikmati 30 karya finalis yang dipamerkan di Bentara Budaya Jakarta mulai 25 April hingga 5 Mei 2019.

Seluruh karya telah diseleksi secara ketat oleh para dewan juri, yakni kurator Bentara Budaya Ipong Purnama Sidhi selaku ketua dewan juri; penulis buku dan dosen ISI Yogyakarta Dwi Marianto; perupa dan Dosen ISI Yogyakarta Edi Sunaryo; seniman grafis dan Kepala Divisi Seni Cetak Ganara Devy Ferdianto; serta seniman grafis sekaligus perupa, pegiat Studio Grafis Minggiran Yogyakarta, dan Dosen ISI Surakarta Theresia Agustina Sitompul.

Mendukung seni grafis

“Triennial Seni Grafis Indonesia pertama kali digelar pada tahun 2003. Sejak penyelenggaraan yang kelima tahun 2015 mulai diminati peserta internasional dan tahun ini merupakan yang keenam kalinya diselenggarakan.

Baca juga: Triennial Seni Grafis Indonesia VI, Memacu Kemajuan Dunia Seni Grafis

 

Penyelenggaraan Triennial Seni Grafis Indonesia merupakan bentuk komitmen Bentara Budaya untuk mendukung perkembangan seni grafis di Indonesia.

Diharapkan dengan adanya kompetisi ini dapat memicu dan memacu antusiasme masyarakat terhadap seni grafis Indonesia, baik dari para pelaku maupun publik pemerhati seni grafis pada umumnya,” ujar Direktur Program Bentara Budaya, Frans Sartono.

Penyelenggaraan Kompetisi Triennial Seni Grafis Indonesia VI tahun ini didukung oleh Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas.

Eksistensi media kertas

 

“Kami menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan bertaraf internasional Triennial Seni Grafis, karena ajang ini dapat menjadi salah satu wadah bagi para seniman grafis yang ada di tanah air dalam mengembangkan karyanya," ungkap Managing Director Sinar Mas Saleh Husin.

Ia menegaskan bahkan dalam era digital dan teknologi saat ini seni grafis masih memperlihatkan eksistensinya.

Selama ini kertas dikenal sebagai media menulis atau untuk mencetak, namun pada kompetisi internasional Triennial Seni Grafis Indonesia VI ini, para peserta memanfaatkan kertas sebagai media dasar menuangkan ekspresi seni mereka.

“Sejak lahir, kita telah terbiasa menggunakan kertas dalam berbagai wujudnya di hidup kita, mulai dari buku tulis, tisu, koran, hingga kardus, dan kemasan makanan. Setiap wujud kertas ini memiliki ceritanya masing-masing," ujar Saleh.

Saleh melanjutkan, "Melihat para peserta memberikan sentuhan mereka masing-masing dan mentransformasi kertas menjadi produk bernilai seni tinggi membuktikan bahwa potensi kertas untuk diolah sangatlah besar. Bukan tidak mungkin kertas dapat diolah menjadi solusi dari permasalahan lingkungan kita.”

Proses kreatif analog

Seniman Grafis sekaligus Dewan Juri Devy Ferdianto, Pemimpin Redaksi Harian Kompas Ninuk Pambudy, dan Managing Director Sinar Mas Saleh Husin, sedang mengamati karya grafis di pameran Triennale Seni Grafis VIDok. APP Sinarmas Seniman Grafis sekaligus Dewan Juri Devy Ferdianto, Pemimpin Redaksi Harian Kompas Ninuk Pambudy, dan Managing Director Sinar Mas Saleh Husin, sedang mengamati karya grafis di pameran Triennale Seni Grafis VI

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com