Perlu Perhatian, Petugas PPDB Sampaikan 3 Poin Evaluasi

Kompas.com - 25/06/2019, 21:16 WIB
Erwin Hutapea,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Sejumlah petugas dan panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 jenjang SMA di Provinsi DKI Jakarta menyampaikan pendaftaran hari pertama, Senin (24/6/2019), secara umum berlangsung lancar.

Namun, ada beberapa evaluasi yang disampaikan terkait pelaksanaan PPDB kali ini. Salah satunya terkait data kependudukan.

Operator PPDB SMAN 37 Jakarta, Eko Susanto, mengatakan sebelum mendaftar di sekolah dituju sebaiknya orangtua dan calon siswa memastikan data kependudukan yang tercantum di kartu keluarga (KK) adalah yang terbaru.

Sebab, dokumen itu merupakan salah satu syarat pendaftaran ke sekolah dalam sistem zonasi ini.

1. Pembaruan data

"Yang perlu diperbaiki itu database kependudukan, misalnya tadi ada KK lama yang belum di-update, mungkin dia lupa atau bagaimana," ucap Eko ketika dijumpai di kantornya, Selasa (25/6/2019).

Baca juga: Alasan DKI Tak Terapkan Zonasi Murni dalam PPDB

Dia pun menyarankan kepada orang tua yang mengantarkan anak agar melakukan pembaruan data ke kantor kelurahan sesuai domisilinya.

Jika pembaruan data itu sudah dilakukan, baru nantinya bisa mendaftarkan anaknya ke sekolah yang dipilih sesuai zonasi berdasarkan alamat terbaru di KK.

"Saya kasih solusi supaya ke PTSP di kelurahannya. Kalau sudah update datanya baru bisa daftar lagi," kata Eko.

2. Sosialisasi pendaftaran

Lain halnya dengan Susrimah, Wakil Humas dan panitia PPDB SMAN 26 Jakarta. Menurut dia, PPDB tahun ini kurang sosialisasi dari pemerintah tentang sistem pelaksanaannya.

Maksudnya agar masyarakat mengerti bahwa ada tiga hari pendaftaran dan mereka tidak harus datang pada hari pertama sehingga tidak membeludak.

"Kekurangannya sekarang sosialisasi pemerintah kurang supaya yang datang enggak menumpuk hari pertama, padahal waktu masih panjang," ujar Susrimah.

Dia merasa sosialisasi itu perlu dilakukan agar penumpukan dan kepadatan pendaftaran pada hari pertama tidak terjadi.

3. Menumpuk di hari pertama

Sebab, kepadatan itu sama-sama tidak menguntungkan, baik bagi pihak sekolah maupun orang tua yang mendaftarkan anaknya.

"Di sekolah, kami kewalahan. Mereka juga banyak waktu terbuang untuk menunggu dan antre. Padahal, hari kedua dan ketiga masih ada waktu, malah kosong. Mereka sampai rela izin kerja, padahal harusnya enggak usah," imbuh Susrimah.

Pentingnya sosialisasi, lanjutnya, karena kepadatan pada hari pertama pendaftaran selalu terjadi dari tahun ke tahun. Dia berharap pemerintah memperbaikinya bersama pengelola sekolah selaku penyelenggara pendidikan.

Selain itu, masyarakat juga harus memahami betul pelaksanaan sistem zonasi sehingga tidak perlu berbondong-bondong datang pada hari pertama pendaftaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau