Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Mengenal Iluminasi, Sang Penghias Naskah Nusantara

Kompas.com - 04/07/2019, 19:40 WIB
Anissa DW,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Iluminasi merupakan salah satu istilah teknis dalam ilmu pernaskahan, yang mengacu pada gambar-gambar penghias naskah.

Biasanya, iluminasi tampil pada halaman depan naskah. Pada naskah kuno, iluminasi atau gambar dibuat untuk menghias naskah agar memiliki daya tarik.

Dahulu, ilunimasi digunakan dalam bentuk penyepuhan emas pada beberapa halaman naskah kuno Nusantara. Emas tersebut ditempa menjadi lempengan yang sangat tipis.

"Nah, itu bisa dipakai untuk menghias. Kemudian bisa juga dibentuk menjadi taburan emas," ujar Peneliti Madya Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Mu’jiza, saat  diskusi dengan tema “Iluminasi dalam Naskah-naskah Nusantara” di ruang teater mini Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis (4/7/2019).

Baca juga: Pertama Kalinya Naskah Kuno Keraton Yogyakarta Dipamerkan ke Publik

Menurut dia, iluminasi berupa taburan emas itu menandai status sosial yang tinggi.

Pasalnya, naskah pada zaman itu bisa dijadikan sebagai hadiah untuk diplomasi antara pejabat di kalangan atas.

Selain sebagai hadiah, iluminasi memiliki lima fungsi lain, yakni memperindah naskah, memperjelas teks, mengungkap sejarah naskah, mengungkap sejarah seni lukis, dan keberagaman motif atau gambar beserta maknanya.

Lebih lanjut, ahli pernaskahan Melayu itu menjelaskan, gambar yang menjadi hiasan naskah terdiri dari empat hal yakni iluminasi, ilustrasi, rubrikasi, dan inisial.

Suasana acara Diskusi Naskah Nusantara dengan tema Iluminasi dalam Naskah-naskah Nusantara? di Ruang Teater Mini Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis (4/7/2019).Perpustakaan Nasional / Ranny Kusumawardani Suasana acara Diskusi Naskah Nusantara dengan tema Iluminasi dalam Naskah-naskah Nusantara? di Ruang Teater Mini Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis (4/7/2019).
“Biasanya teks dibuat lebih dulu oleh pengarang atau penyalin. Kemudian iluminasi dibuat oleh illuminator dalam bentuk sketsa lalu diberi warna,” kata Mu'jiza dalam pernyataan tertulis, Kamis (4/7/2019).

Di Indonesia sendiri, iluminasi ditemukan dalam berbagai naskah yang tersebar di beberapa daerah.

Menurut Mu'jiza, iluminasi yang ditampilkan pada naskah kuno mewakili kebudayaan masyarakat setempat.

“Dalam naskah kuno Sastra Jawa ada di Serat Arjuna Wijaya, Sastra Melayu Hikayat Iskandar Zulkarnain, Sastra Sunda Wawancara Abdul Kadir Jaelani, Sastra Bugis dalam naskah Lontarak Paburra, Bali, dan Batak dalam Buku Sihir Perang,” kata dia.

Baca juga: 2 Karya Sastra Penting Indonesia di Leiden Sudah Digital. Apa Saja?

Sementara itu, iluminasi pada naskah kuno Melayu muncul pertama kali pada 1650-an, dalam surat-surat Sultan Iskandar Muda.

“Tradisi di Melayu belum terlalu tua, mungkin di Makassar bisa lebih tua lagi karena I La Galigo kan lebih tua lagi,” ujar dia.

Terkait tradisi iluminasi saat ini, Mu'jiza melanjutkan, masih banyak naskah gambar nusantara yang belum digarap. Oleh karena itu, dia mengajak kaum muda untuk mempelajari iluminasi.

“Karena mereka yang harus meneruskan kekayaan budaya yang menjadi warisan nenek moyang. Ini adalah bukti kecerdasan dari masyarakat Indonesia,” kata dia. (Hanna Meinita, Ranny Kusumawardani/ Perpusnas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com